Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, kadang muncul konflik yang terjadi antara individu maupun kelompok. Konflik sosial ini menjadi salah satu fenomena sosial yang tak bisa dilepaskan dari masyarakat.
Namun sebenarnya, apa pengertiannya, apa faktor penyebab konflik sosial, dan bagaimana contoh konflik sosial? Simak selengkapnya dalam pengertian konflik sosial berikut ini!
Pengertian Konflik Sosial
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik berarti percekcokan; perselisihan; pertentangan. Sedangkan sosial artinya berkenaan dengan masyarakat. Jadi, secara singkat, konflik sosial adalah sebuah perselisihan yang terjadi di masyarakat. Dalam konflik ini, ada pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Jika ditelaah lebih dalam, kata konflik berasal dari kata kerja dalam Bahasa Latin, "configere" yang berarti saling memukul. Sedangkan saat dilihat secara sosiologi, konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih, dengan salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya. Suatu konflik sosial akan berkembang menjadi kekerasan apabila upaya-upaya dalam pengelolaan konflik tersebut tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang berkaitan. Para ahli punya pendapat mereka sendiri soal pengertian konflik ini. Taquiri dan Davis berpendapat bahwa konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang terjadi di dalam berbagai keadaan, ini merupakan akibat dari bangkitnya ketidaksetujuan, kontroversi, dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih secara terus-menerus. Di lain pihak, Robbins berujar bahwa konflik merupakan proses sosial di masyarakat yang terjadi antara pihak yang punya kepentingan berbeda untuk saling memberikan dampak negatif. Dalam hal ini berarti pihak-pihak yang berbeda tersebut senantiasa memberikan perlawanan. Sedangkan Lewis A. Coser berpendapat konflik merupakan perjuangan nilai atau tuntutan atas status dan jadi bagian dari masyarakat yang akan selalu ada. Jika ada masyarakat, maka akan ada konflik. Alabaness punya pendapat lain dengan mengatakan konflik merupakan keadaan masyarakat yang mengalami kerusakan keteraturan sosial, dimulai dari individu atau kelompok yang tidak setuju dengan pendapat dari pihak lain, hal ini mendorong adanya perubahan sikap, perilaku, dan tindakan atas dasar ketidaksetujuan tersebut. Terakhir, Soerjono Soekanto mengatakan bahwa konflik merupakan keadaan pertentangan antara dua pihak untuk berusaha memenuhi tujuan, caranya dengan menentang pihak lawan. Contoh konflik sosial adalah misal terjadinya konflik antara tetangga yang memiliki latar kebudayaan berbeda, dan tak bisa menemukan titik tengah soal nilai-nilai yang mereka anut, sehingga terjadi ketegangan. Baca juga: Pengertian Lembaga Sosial, Fungsi, Ciri-ciri, dan ContohnyaFaktor Penyebab Konflik Sosial
Ada beberapa faktor penyebab konflik ini, di antaranya:-
Perbedaan Individu
-
Perbedaan Kebudayaan
-
Perbedaan Kepentingan
-
Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat
-
Kurangnya Keharmonisan
Dampak Konflik Sosial
Konflik sosial memiliki banyak dampak, termasuk dampak negatif dan juga dampak positif.Dampak Negatif
- Bisa merusak integrasi sosial masyarakat.
- Bisa menjadi penyebab trauma sosial dan psikologis.
- Kehidupan masyarakat jadi tidak harmonis.
- Bisa menimbulkan kerusakan harta benda.
- Bisa menimbulkan rasa dendam.
Dampak Positif
- Memperjelas aspek kehidupan yang masih belum tuntas di masyarakat.
- Menimbulkan penyesuaian kembali nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
- Mendorong solidaritas di antara anggota kelompok yang ada.
- Mengurangi rasa ketergantungan terhadap individu dan kelompok.
- Memunculkan kompromi baru yang dikenal dengan nama akomodasi.
- Integrasi sosial lebih kuat.
Cara Menangani Konflik Sosial
Ada beberapa cara untuk menangani konflik ini, berikut ini beberapa di antaranya:-
Paksaan
-
Kompromi
-
Arbitrasi
-
Penengahan
-
Konsiliasi
Klasifikasi Konflik Sosial
Konflik ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, berdasarkan sifatnya serta berdasarkan posisi pelaku konflik. Jenis berdasarkan sifatnya:- Konflik destruktif, konflik yang justru menghancurkan masyarakat di dalamnya.
- Konflik konstruktif, konflik yang kemudian menghasilkan suatu perbaikan.
- Konflik vertikal, dengan adanya hierarki antara pelaku konflik.
- Konflik horizontal, pelaku konflik punya kedudukan relatif sama.
- Konflik diagonal, konflik karena ketidakadilan alokasi dalam masyarakat.
Unlock your potential at Sampoerna Academy, where education meets opportunity.
Referensi