Mengenal Teori Gestalt dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, tentu perlu adanya teori pembelajaran yang efektif untuk meminimalisir permasalahan dalam prosesnya, sehingga mudah bagi pendidik maupun murid untuk mencapai target dalam pembelajaran yang sedang ditempuh. Salah satunya dengan menggunakan teori gestalt. Apa itu teori gestalt? Bagaimana penerapannya dalam pembelajaran? Berikut penjelasannya.

Mengenal Apa Itu Pembelajaran

Pembelajaran merupakan hal yang tidak asing bagi siapapun, karena pada dasarnya setiap individu melalui proses pembelajaran baik itu formal maupun nonformal. Pembelajaran adalah proses setiap individu dalam upaya untuk mengubah tingkah laku baik dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan/bakat ke arah yang lebih baik.  Akan menjadi permanen, stabil, dan lebih lama suatu pembelajaran apabila dilakukan bertahap dalam sebuah rangkaian pelatihan maupun dari sebuah pengalaman yang continue atau berulang. Tentunya dalam proses ini, pengaruh internal maupun eksternal menjadi salah satu faktor yang penting. Pembelajaran juga meliputi proses interaksi antara individu dengan lingkungan di sekitarnya. Dan tentunya lingkungan sangat berperan penting karena dapat mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran tidak melulu soal pengetahuan, tapi juga bagaimana tingkah laku, moral, dan keterampilan seseorang bisa berkembang ke arah yang lebih baik. Masih banyak pembelajaran yang memaksakan setiap individu untuk mengikuti materi yang tidak relevan dengan dirinya yang mana dijadikan sebagai tolak ukur umum dalam penilaian hasil dari pembelajaran. Pembelajaran yang terlalu kaku dan menuntut hanya akan menjadi sarana yang membosankan bagi pembelajar. Menyebabkan demotivasi dan ketidaktertarikan untuk belajar. Sehingga tujuan dari pembelajaran tidak tercapai. Dengan adanya masalah-masalah yang bermunculan karena kurang sistem pembelajaran yang kurang efektif dan sesuai, maka diciptakanlah teori-teori pembelajaran yang lebih efektif dan dapat disesuaikan dengan pembelajar. Kebutuhan pembelajar menjadi fokus utama dalam penentuan teori yang disesuaikan dengan pembelajar dan lingkungannya. Salah satu teori yang fokus dalam mengkaji hal tersebut adalah teori gestalt. Teori Gestalt menggambarkan bentuk dari proses persepsi dengan cara mengatur elemen-elemen dengan pola, hubungan, dan kebutuhan menjadi satu kesatuan. Teori ini mereduksi pembagian sensasi menjadi ke bagian yang lebih kecil. Baca juga: Mengenal Teori Psikoanalisis Sebagai Salah Satu Aliran Dalam Ilmu Psikologi

Mengenal Teori Gestalt

Young collage student using computer and mobile device studying online. education and online learning. Marin gestalt adalah ‘whole configuration’ atau ‘bentuk dan konfigurasi’. Gestalt sendiri berasal dari bahasa Jerman. Riyanto, H. Y. (2014) berpendapat bahwa pokok pandangan gestalt adalah objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasikan. Teori ini dicetuskan oleh Max Wertheimer (1880-1943) dengan memulai eksperimen tentang pengamatan atau persepsi dan penyelesaian masalah atau problem solving sebagai psikologi gestalt. Kemudian diperkuat oleh Kurt Koffka (1886-1941) dengan merumuskan hukum-hukum pengamatan. Sedangkan Wolfgang Kohler (1187-1959) meneliti tentang insight pada simpanse (Soemanto, W., 2009). Dari penelitian itu mereka berkesimpulan bahwa seseorang cenderung melihat suatu di lingkungannya sebagai suatu kesatuan yang utuh. Oleh, Karena itu, secara garis besar teori gestalt adalah suatu pandangan yang menganggap bahwa pembelajaran tidak hanya tentang rangsangan dan respon, namun juga tentang pemahaman untuk dapat menarik kesimpulan baru dalam suatu masalah secara utuh.  Diharapkan dengan adanya teori gestalt ini, pembelajar mampu untuk menangkap makna hubungan antar satu dan lainnya yang melingkupi memahami, mengerti, dan insight. Dan insight didapatkan tergantung pada tingkat intelegensi seseorang, pengalaman, taraf kompleksitas, latihan, dan trial serta error Kelebihan dari teori ini adalah pembelajar mampu membangun dan menemukan masalah menjadi suatu pengetahuan dan pemahaman baru. Sedangkan kekurangannya adalah terbatas penerapannya hanya pada materi-materi yang memiliki prinsip yang sama dengan teori ini. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai detail hukum, prinsip, kekuatan, konsep, dan penerapannya dalam pembelajaran.
  1. Hukum Teori Gestalt

Yang menjadi hukum induk pada teori gestalt adalah hukum pragnanz yang memiliki tiga sub hukum yang dijelaskan dalam buku Wertheimer yang berjudul Investigasi Teori Gestalt. Tiga sub hukum ini adalah hukum kedekatan, hukum penutupan, dan hukum kesetaraan.
  1. Prinsip-Prinsip Teori Gestalt

Prinsip utama teori gestalt yang perlu diketahui dalam penerapannya adalah;
  • Belajar menyeluruh dengan mengkorelasikan materi yang satu dengan lainnya
  • Pembelajaran merupakan bentuk kontinuitas dari materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya
  • Pembelajar berperan sebagai organisme yang utuh
  • Pengalihan aktivitas
  • Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh kemauan, harapan, dan keinginan peserta didik
  • Prinsip persepsi yang menunjukkan kontinuitas dan hubungan figure-ground tentunya
Sedangkan menurut Cole (2015), terdapat enam prinsip (Gestalt Principles) yang memudahkan pembelajar untuk memvisualisasi data, yaitu;
  • Proximity : Berpikir elemen atau objek yang berdekatan sebagai bagian dari sebuah grup
  • Similarity : Objek atau elemen yang mempunyai warna, bentuk, ukuran, atau orientasi yang sama akan dianggap terkait atau menjadi bagian dari suatu kelompok tertentu
  • Enclosure : Objek atau elemen yang secara fisik terlingkupi bersama merupakan milik dari suatu grup
  • Closure : Menganggap sekumpulan elemen sebagai elemen tunggal yang dikenal ketika ada elemen sejenis yang hilang
  • Continuity : Hampir sama dengan closure, yakni ketika melihat objek atau elemen maka secara otomatis akan mencari lintasan terhalus dan menciptakan kontinuitas di tempat yang tidak terlihat secara eksplisit
  • Connection : Beranggapan bahwa objek atau elemen yang terhubung secara fisik sebagai bagian dari suatu kelompok tersebut
  1. Kekuatan dan Kekurangan Teori Gestalt

Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam penerapan teori belajar gestalt. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran bergantung pada beberapa kondisi. Dan teori ini memiliki kesesuaian pada kondisi tertentu. Hal ini membuat adanya kelebihan dan kekurangan pada teori tersebut.
  • Kekuatan teori ini adalah pembelajar mampu menyelesaikan masalah yang ada dengan memahami materi tertentu sehingga menjadi lebih efektif
  • Kekurangan teori ini adalah pemahaman tidak menjadi dasar dalam pembelajaran. Namun pemahaman pada dasarnya menjadi hal penting dalam pembelajaran agar pembelajar dapat memperoleh makna dan menemukan penyelesaian masalah yang mereka temukan dalam materi
  1. Konsep Belajar Dalam Teori Gestalt

Beberapa konsep dalam teori gestalt adalah;
  • Teori Medan yang menunjukkan tidak ada yang eksis secara terpisah atau terisolir sendiri
  • Nature Versus Nurture yang menunjukkan bahwa otak bukan penerima pasif dan bukan menjadi gudang penyimpanan informasi dari situasi sederhana
  • Hukum Pragnanz yang menunjukkan bahwa gestalis menjadi prinsip pedoman dalam meneliti persepsi, belajar, dan kerja memori
  1. Penerapan Teori Gestalt Dalam Pembelajaran

Menurut Akhmad Sudrajat (2008), terdapat beberapa penerapan teori gestalt dalam proses pembelajaran, yaitu;
  • Pengalaman tilikan (insight)

Yakni kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu objek atau peristiwa.
  • Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning)

Hal-hal yang dipelajari peserta didik diharapkan memiliki makna yang jelas dan logis dalam proses kehidupannya. Karena makna unsur-unsur terkait menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran yang makin jelas makna suatu unsur maka akan semakin efektif hal yang dipelajari.
  • Perilaku bertujuan (purposive behavior)

Menurut Edward Tolman, salah seorang tokoh pengembang teori gestalt, proses pembelajaran akan berjalan efektif bila pembelajar memahami tujuan yang ingin dicapainya.
  • Prinsip ruang hidup (life space)

Merupakan konsep yang dikembangkan oleh Kurt Lewin dalam Teori Medan yang mengemukakan bahwa perilaku seseorang memiliki keterkaitan dengan lingkungan tempatnya berada. Karenanya, materi yang diajarkan hendaknya kontekstual, yakni sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungan kehidupannya.
  • Transfer dalam pembelajaran

Hal ini akan terjadi bila pembelajar mampu menangkap prinsip-prinsip pokok suatu persoalan dan menemukan generalisasi yang akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam situasi lain. Karenanya, pendidik diharapkan untuk membantu pembelajar untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkan.

Tokoh Teori Gestalt 

Front view child holding a pile of books copy space Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut beberapa tokoh pencetus teori gestalt;
  1. Max Wertheimer (1880-1943)

Ia merupakan perintis teori gestalt yang telah memulai eksperimennya tentang pengamatan atau persepsi problem solving.
  1. Wolfgang Kohler (1887-1959)

Ia merupakan pencetus insight dalam teori gestalt. Ia melakukan penelitian insight pada simpanse.
  1. Kurt Koffka (1886-1941)

Ia merupakan seorang tokoh yang memperkuat eksperimen Max Wertheimer dengan merumuskan hukum-hukum pengamatan. Demikian penjelasan mengenai teori gestalt yang diterapkan di dunia pembelajaran. Di Sampoerna Academy, metode pengajaran yang dilakukan ialah belajar sambil praktek yang diterapkan di semua kelas untuk memotivasi eksplorasi, kolaborasi, kreativitas, serta penerapan pengetahuan dan keterampilan. Tentunya ini didukung dengan guru yang akan memfasilitasi pembelajaran melalui kerja kelompok dan skenario pembelajaran kehidupan nyata. Referensi Wikipedia
*
Note Wa