Menanam dengan Sistem Hidroponik – Project Rezkyandra & Team

Seni menanam tanaman modern bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah metode hidroponik. Teknik yang digemari banyak orang Indonesia dan bahkan oleh para petani menjadi andalan karena tak membutuhkan banyak lahan. Bentuk pertanian ini merupakan sebuah cara tanam yang memakai bantuan air, di mana tanaman tidak ditanam di tanah seperti pada umumnya. Cara budidaya tanaman menggunakan sistem kerja yang melibatkan air dan nutrisi, akar akan dikuatkan oleh media tanam selain tanah dan sistem ini juga dikenal dengan Urban Farming. Kemudahannya membuat gaya hidup masyarakat perkotaan dalam bercocok tanam tanpa tanah ini dinilai menjadi salah satu solusi permasalahan perkotaan. Pada project STEAM kali ini Rezkyandra Nabigh Adelio, Rachma, Momen dan Abraham siswa Grade 6 Sampoerna Academy Sentul mencoba menjelaskan bagaimana sistem penanaman hidroponik. Melalui cara membuat hidroponik dari botol, berdasarkan manfaat yang diberikan sistem ini sebagai salah satu cara mengatasi permasalahan kelangkaan lahan di pertanian.

Pengertian Hidroponik

Hidroponik adalah sebuah cara budidaya menanam tanpa media tanah, namun dengan memanfaatkan air. Satu hal yang bisa ditekankan dalam sebuah hidroponik berupa pemenuhan kebutuhan nutrisi sebuah tanaman. Metode menanam hidroponik hanya memerlukan air lebih sedikit jika dibandingkan dengan menanam di tanah pada umumnya. Metode tanam ini dinilai sangat sesuai diterapkan di wilayah yang memiliki sedikit air, meskipun kebutuhan nutrisi tanaman juga menjadi sangat penting dalam pertumbuhan tanaman yang maksimal. Nutrisi tanaman hasil hidroponik berasal dari bermacam-macam sumber, contohnya seperti kotoran bebek, kotoran ikan, pupuk kimia hingga unsur buatan lain.

Secara Etimologi

Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, Hydroponic dari kata hydro yang berarti air kemudian ponos yang berarti daya. Hidroponik dikenal dengan soilless culture yang artinya budidaya tanpa tanah, sehingga secara etimologi hidroponik adalah sebuah cara budidaya tanaman yang menggunakan air dengan tidak menggunakan tanah sebagai media tanam hidroponik.

Sejarah & Asal Hidroponik

hidroponik Percobaan menanam tanpa tanah pertama kali tertulis dalam sebuah buku karya Francis Bacon berjudul Sylva Sylvarum, A Natural History. Dirilis tahun 1627 kemudian dijadikan sebagai dasar penelitian lebih lanjut mengenai cara menanam hidroponik, berlanjut pada 1699 oleh John Woodward seorang naturalis dan geologis asal Inggris. Saat itu John mempublikasikan tanaman mint yang ditanam menggunakan teknik air, saat itu diketahui bahwa tanaman akan tumbuh lebih baik pada air yang kurang murni ketimbang dengan air sulingan. Nyaris dua abad kemudian, tepatnya di tahun 1842 diketahui ada 9 elemen penting dalam teknik menanam menggunakan air. Berlanjut ke ahli botani asal Jerman bernama Julius von Sachs dan Wilhelm Knop di tahun 1859 hingga 1875 yang berhasil dalam percobaan pengembangan budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah. Selanjutnya dipakai menjadi riset standar dan teknik mengajar yang sampai saat ini masih dipakai dikenal dengan solution culture. Namun tak sampai di situ, di tahun 1930 oleh seorang ahli botani menemukan fakta terkait beberapa wabah penyakit pada sebuah tanaman. Hingga dilakukan penelitian terhadap kondisi media tanah, dari penelitian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa dalam menanam menggunakan air bisa mengurangi risiko wabah penyakit. Selanjutnya di tahun 1929 ahli tanaman dari Universitas California di Berkeley, William Frederick Gericke mempromosikan teknik menanam solution culture untuk produksi pertanian. Yang awalnya memakai sebuah nama aquaculture dalam metode ini hingga disadari nama tersebut sudah dipakai  metode lain, seiring itu sensasi dibuat William dengan tanaman tomat tumbuh mencapai 7,6 meter. Tomat tersebut ditanam dengan hanya menggunakan air di halaman belakang rumahnya, hingga di tahun 1937 munculah seorang psikolog bernama W.A Setchell yang mengusulkan istilah hidroponik kepada Gericke. Meskipun usulan tersebut dinilai masih terlalu dini karena ia berpikir belum siap untuk diaplikasikan. Seiring berlalunya waktu, muncul perseteruan antara Gericke dengan Universitas California yang menugaskan dua orang ahli, Hoagland dan Arnon mengevaluasi penemuan Gericke. Disepakati keduanya bahwa teknik yang dibuat Gericke tidak memberi keuntungan bagi tanaman hingga membuat Gericke melepas jabatan di universitas tersebut. Namun kondisi ini berdampak positif, Hoagland menemukan cara pemberian nutrisi bagi tanaman yang dibudidaya lewat hidroponik. Ia melakukan kombinasi dari teknik awal Gericke dengan tekniknya sendiri dalam menghasilkan tanaman yang berkualitas lewat sistem budidaya tanpa menggunakan tanah alias hidroponik.

Perkembangan Hidroponik di Indonesia

hidroponik Perkembangan hidroponik mulai merambah Indonesia di tahun 1980, diperkenalkan oleh seorang pengusaha kondang Bob Sadino. Saat itu mendiang Bob Sadino yang merupakan seorang pakar agribisnis menjelaskan bagaimana cara menanam menggunakan teknik hidroponik. Meskipun awalnya teknik ini baginya hanya sebatas hobi saja. Hingga saat ini hidroponik sudah tak lagi sebagai hobi, melainkan sebuah cara budidaya tanaman yang komersial. Teknik ini mulai berkembang seiring berjalannya waktu, di samping sempitnya lahan tanam di daerah perkotaan. Terlebih teknik menanam ini bisa dilakukan di mana saja dan tak membutuhkan banyak ruang untuk melakukannya.

Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik

Kelebihan Teknik Hidroponik

  • Teknik menanam hidroponik tidak membutuhkan media tanah.
  • Bisa memberi hasil yang lebih banyak dari teknik menanam biasa.
  • Hidroponik lebih steril dan bersih, dari proses hingga hasilnya.
  • Tanaman relatif tumbuh dengan lebih cepat memakai teknik ini.
  • Tidak ada hama dan tanaman pengganggu lain,seperti gulma.
  • Nutrisi tanaman bisa dikendalikan lebih sederhana, selain efisien juga efektif.
  • Polusi nutrisi kimia terhadap lingkungan jauh lebih rendah.
  • Air yang terus bersirkulasi bisa dipakai untuk keperluan lain, termasuk akuarium.
  • Mudah dilakukan di rumah.

Kekurangan Hidroponik

  • Modal besar untuk pertama kali pembuatan, khususnya jika teknik hidroponik ditujukan untuk skala besar karena menggunakan pipa, selang, pompa akuarium dan lainnya.
  • Sulitnya mencari perlengkapan, hal ini disebabkan tidak semua toko pertanian menyediakan atau menjual alat serta bahan hidroponik secara umum.
  • Membutuhkan perhatian ekstra, pengguna atau petani harus mampu mengontrol nutrisi dan tingkat pH secara berkala ketika menerapkan teknik penanaman ini.
  • Memerlukan keterampilan, pengguna harus memiliki keterampilan dalam hal menanam, pembibitan dan penyemaian hingga melakukan perawatan sesuai karakteristik tanaman.

Jenis Teknik Hidroponik

Static Solution Culture

Di Indonesia teknik ini dikenal dengan istilah teknik apung dan sistem sumbu, teknik apung adalah cara menanam hidroponik menggunakan air statis atau tidak mengalir. Pada akar tanaman terus tercelup di dalam air hingga diletakkan dalam wadah yang memiliki kandungan larutan nutrien, ukuran wadah yang dipakai juga berbeda-beda bisa ember, gelas, toples dan bak air. Wadah yang dipakai bisa berwarna maupun bening, ditutup menggunakan alumunium foil, plastik, cat dan material lain bisa untuk menghindari sinar matahari hingga lumut tidak akan tumbuh. Larutan nutrien dapat bersirkulasi secara merata dan membutuhkan oksigen. Alat yang dipakai untuk kebutuhan ini adalah aerator dengan ukuran kecil. Larutan nutrien perlu diganti secara berkala, setiap kali dalam larutan juga akan berkurang pada skala tertentu. Karena itu larutan nutrien harus ditambah atau diganti, meskipun menanam tanpa aerator bisa dilakukan namun berakibat pada larutan nutrien tidak akan terserap secara sempurna ke seluruh bagian tanaman.

Aeroponik

Metode ini tidak memerlukan media apa saja dalam proses penanaman karena akarnya menggantung di udara. Akar pada tumbuhan perlu dibasahi secara berkala memakai butiran-butiran larutan nutrien dengan tekstur sangat halus seperti halus kabut. Aeroponik sudah membuktikan jika berhasil dilakukan budidaya komersial lewat benih kentang, tomat dan daun-daunan. Kelebihan metode ini bisa digunakan pada jenis tanaman, asal dilakukan dengan tepat dan benar selain itu tanaman juga akan mendapatkan oksigen serta karbon dioksida pada seluruh bagian tanaman. Mulai dari akar, batang dan daun hingga dapat mempercepat pertumbuhan dari biomassa hingga mengurangi waktu perakaran. Selain itu teknik ini juga mencegah timbulnya penyakit tertentu dari tanaman, bahkan NASA menganggap teknik aeroponik lebih menguntungkan jika dipakai untuk perjalanan ke luar angkasa ketimbang teknik hidroponik sederhana. Kelebihan lainnya teknik adalah tidak merusak jaringan akar pada tanaman hingga tanaman bisa dipanen beberapa kali.

Contoh Tanaman Hidroponik

Selada

Selada menjadi salah satu tanaman yang bisa ditanam menggunakan sistem hidroponik, karena membutuhkan perawatan mudah dan lahan tanam yang tidak terlalu luas. Selain itu masa panen juga relatif cepat sehingga bisa memanen selada lewat cara tanam hidroponik.

Tomat

Tomat mengandung antioksidan tinggi yang mampu melindungi tubuh dari banyak mengandung vitamin A, C dan asam folat. Buah ini mengandung banyak antioksidan tinggi dan bisa melindungi tubuh dari banyak risiko penyakit termasuk diabetes, kanker dan penyakit jantung. Namun sebaiknya hidroponik tomat dilakukan di luar ruangan.

Mentimun

Mentimun adalah zat besi, kalium, natrium, magnesium dan zonk selain itu juga mengandung vitamin B, C hingga folat yang efektif dalam menekan kolesterol serta memperlambat proses dari penuaan dini serta menjaga metabolisme tubuh berjalan baik. Mentimun secara hidroponik adalah teknik menanam yang mudah dan sederhana.

Bawang Merah

Kelebihan penanaman bawang merah secara hidroponik terdapat beberapa termasuk kecepatan panen yang hanya 3 sampai 4 minggu. Kemudian kandungan vitamin A, B, C dan K yang baik untuk tulang. Bawang merah juga kerap digunakan untuk mengobati infeksi virus flu dan pilek karena memang mampu menangkal radikal bebas.

Kangkung

Jenis tanaman yang tumbuhnya dengan merambat, bisa tumbuh di perairan dan tanah dalam kondisi basah. Hasil tanaman kangkung dengan hidroponik mampu menghasilkan sayuran yang lebih berkualitas ketimbang kangkung yang tumbuh di lingkungan luar.

Penjelasan Hasil Penelitian Rezkyandra Nabigh Adelio, Rachma, Momen, & Abraham Dalam Pembuatan Media Hidroponik dengan Menggunakan Botol

hidroponikProject STEAM Rezkyandra Nabigh Adelio, Rachma, Momen dan Abraham, siswa Grade 6 Sampoerna Academy Sentul mengenai cara membuat hidroponik botol. Berdasarkan keunikan dari cara menanam menggunakan sistem atau teknik hidroponik yang bisa mengatasi masalah kelangkaan lahan dan biaya yang cukup tinggi. Rezkyandra dan tim menggunakan sistem hidroponik sebagai alternatif menanam dengan memanfaatkan kembali limbah botol plastik. Percobaan ini menggunakan beberapa material seperti botol, air, benih tanaman (stroberi yang dipakai), spidol, lem, kapas dan silet. Botol menjadi media tanam dalam menanam benih stroberi tanpa menggunakan tanah. hidroponikSebagai gantinya, air akan menjadi media tanam utama yang dimasukkan ke dalam botol untuk membuat benih stroberi tumbuh. Botol plastik dipilih juga bukan tanpa alasan, salah satunya untuk mengurangi jumlah sampah botol plastik. Proses penanam pun terlibang sederhana, karena botol hanya perlu dilubangi pada beberapa titik sebagai tumbuhnya benih. Cara membuat hidroponik dari botol termasuk bentuk dari Project Based Learning (PBL) Sampoerna Academy dan dialami serta dipecahkan langsung oleh Rezkyandra dan timnya. PBL Sampoerna Academy merupakan suatu pendekatan instruksional konstruktivis yang membuat para siswa terlibat dalam penyelesaian masalah secara langsung sesuai minat pribadi. hidroponikPBL termasuk dalam keahlian STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts and Math) yang dikembangkan Sampoerna Academy. Guna mempersiapkan masa depan siswa termasuk keperluan tenaga kerja nasional dan global, ketahui lebih banyak Sampoerna Academy lewat tautan yang tersedia di akhir artikel termasuk form pendaftaran siswa. Untuk informasi lebih lanjut terkait pendaftaran, kurikulum, kunjungan, dan informasi seputar Sampoerna Academy silakan mengisi data di bawah ini. [formidable id=7]

Apply Now

Our team will reach you out after submitting the form

*
Note Wa