Memahami Awal Mula Pembentukan Alam Semesta Lewat Teori Nebula

Kita tentunya banyak bertanya-tanya bagaimana alam semesta yang kita tinggali saat ini bisa terbentuk. Bagaimana ada yang dinamakan planet-planet, bagaimana ada luar angkasa, bagaimana ada bintang, dan yang lain sebagainya. Artikel kali ini akan membahas tentang teori nebula yang berkaitan dengan awal mula pembentukan alam semesta.

Dari situ, banyak bermunculan teori-teori pembentukan alam semesta yang dikenal di dunia. Ingin tahu lebih dalam mengenai teori pembentukan alam semesta? Simak penjelasan lengkapnya di sini.

 

Teori Pembentukan Alam Semesta

Breathtaking shot of the sea under a dark and purple sky filled with stars

Meskipun memang tidak ada saksi mata yang menyaksikan langsung pembentukan alam semesta, akan tetapi penjelasan mengenai awal mula pembentukan alam semesta ini dapat dipelajari di dalam ilmu astronomi. Ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana alam bisa terbentuk beserta dengan isinya. Namun, dari teori-teori tersebut ada yang sejalan, tetapi ada pula yang saling bertentangan.

Para ilmuwan memiliki argumen masing-masing dalam teorinya sesuai dengan apa yang mereka amati.

Beberapa teori pembentukan alam semesta yang paling dikenal antara lain:

  • Teori Steady-State

     

Teori Steady-State ini menyatakan bahwa alam semesta dibentuk tanpa awal dan juga akhir. Singkatnya, alam semesta ini memang terbentuk tanpa ada fenomena apapun. Teori ini dicetuskan oleh dua ilmuwan, yaitu H. Bondi, T. Gold, dan F. Hoyle pada 1948.

Pernyataan dari teori ini didasari atas pengamatan terhadap benda-benda langit yang tidak pernah mengalami berubah padahal sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

Teori ini sedikit bertentangan dengan ilmu agama soal kiamat karena menilai bahwa alam semesta tidak akan ada akhirnya. Namun, tentunya hal itu tidak bisa diperdebatkan karena memang setiap teori pasti ada argumennya masing-masing.

Selain itu, teori ini juga bertentangan dengan pemikiran dari beberapa ilmuwan yang meyakini bahwa alam semesta ini terbentuk karena ada suatu peristiwa besar.

  • Teori Big Bang

     

Teori Big Bang mungkin menjadi teori yang paling familiar terdengar di kuping masyarakat. Bisa dibilang, teori ini bertentangan dengan teori Steady-State. Sebab, teori ini menjelaskan bahwa alam semesta terbentuk karena suatu fenomena, yaitu sebuah ledakan yang mahabesar.

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuwan bernama abbe Lemaitre pada tahun 1920-an. Teori Big Bang meyakini bahwa alam semesta terbentuk berasal dari gumpalan atom besar dan memiliki suhu setinggi 10 miliar sampai 1 triliun derajat celcius.

Akibat suhu yang sangat tinggi, atom tersebut akhirnya menciptakan ledakan yang sangat besar. Ledakan itu akhirnya menyebar dan menciptakan seluruh isi dari alam semesta ini, termasuk planet.

Seorang ilmuwan bernama Hubble juga mendukung pernyataan teori big bang karena menemukan bukti adanya geseran pada galaksi dalam gelombang mikrokosmos.

  • Teori Nebula

     

Istilah dari Nebula pertama kali dicetuskan pada tahun 1755 oleh seorang ilmuwan. Nebula memiliki arti sebagai awan atau kabut. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh lmuwan asal Jerman ernama Immanuel Kant pada 1755.

Teori ini juga menjadi salah satu teori yang penjelasannya paling bisa diterima oleh banyak ilmuwan. Alhasil, teori ini terus dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan di bidang astronomi.

Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta ini terbentuk dari gumpalan gas dalam jumlah yang sangat besar, bersuhu tinggi, dan berputar dengan sangat lambat. Gumpalan ini berasal dari gas hidrogen dengan suhu yang sangat panas.

Perputaran gas itu kemudian menyebabkan adanya konsentrasi materi dengan berat jenis yang tinggi. Proses konsentrasi tersebut kemudian berkembang dan akhirnya membentuk planet dan juga matahari.

 

Penjelasan Teori Nebula Menurut Para Ahli

Sejumlah ilmuwan memiliki argumennya masing-masing dari hasil penelitiannya mengenai pembentukan tata surya melalui teori nebula.

Menurut Immanuel Kant

Immanuel Kant menjelaskan bahwa pembentukan tata surya berasal dari awan yang berputar perlahan dan kemudian ditarik oleh gaya gravitasi. Karena gravitasi itu, awan-awan tersebut menggumpal sampai mengeras dan menghasilkan susunan tata surya.

Menurut Simon Laplace

Simon Laplace kemudian mengembangkan argumen yang dikemukakan oleh Immanuel Kant mengenai teori nebula. Penjelasan dari Immanuel Kant kemudian diperkuat dengan argumen dari Simon Laplace.

Penjelasan Simon Laplace ini bisa menjelaskan mengapa matahari memiliki ukuran terbesar di antara susunan tata surya yang lainnya.

Laplace menjelaskan bahwa alam semesta terbentuk mulai dari matahari. Matahari terbentuk karena adanya bola gas yang memiliki suhu sangat tinggi berputar ke arah keluar dengan cepat.

Perputaran tersebut lantas membuat gumpalan yang ada di sisi luar terlempar dan dengan sendirinya mendingin. Setelah pendinginan, gumpalan itu membentuk planet, sedangkan bola gas panas tadi membentuk matahari.

Menurut C. Von Weizsäcker

Penjelasan mengenai teori nebula kemudian dilanjutkan oleh ilmuwan asal Jerman bernama Carl Friedrich von Weizsäcker pada abad 20-an.

Weizsacker menjelaskan bahwa awal mula alam semesta ini terbentuk dari lapisan gas berupa hidrogen serta helium. Gas-gas tersebut terletak di luar jalur matahari.

Karena suhu panas yang dari matahari, gas-gas itu kemudian terkumpul pada sebuah garis massa.

Kumpulan massa dari gas tersebut lantas menguap ke luar angkasa dan menarik material-material padat yang ada di luar angkasa sehingga membentuk sebuah planet.

Menurut NASA

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau yang dikenal dengan NASA juga memiliki argumennya sendiri mengenai teori nebula.

NASA menjelaskan bahwa tata surya atau alam semesta ini bermula dari sebuah awan dan gas padat berupa debu yang ada sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.

Awan-awan tersebut lantas berputar dan akhirnya menjadi sebuah gumpalan.Kemudian gravitasi membuat gas dan debu itu berputar perlahan dan konsisten membentuk seperti sebuah cakram.

Gas dan debu itu makin lama makin padat dan membentuk sebuah inti yang menjadi matahari. Sedangkan material lain yang ada di sekitar matahari mendingin dan membentuk planet yang dikenal dengan galaksi Bima Sakti.

 

Proses Pembentukan Tata Surya Berdasarkan Teori Nebula Secara Umum

Dari pernyataan-pernyataan dari para ilmuwan di atas, terdapat garis merah yang dapat kita tarik mengenai teori nebula yang menjelaskan mengenai pembentukan alam semesta.

Pernyataan-pernyataan itu juga menjelaskan langkah-langkah yang nyaris sama dalam pembentukan alam semesta lewat teori nebula. Langkah-langkah itu antara lain:

Kumpulan Gas

Kumpulan gas menjadi awal mula dari tata surya menurut penjelasan dari teori nebula. Gas ini dijelaskan berupa hidrogen atau helium.

Berputar

Gas-gas yang ada di luar angkasa itu kemudian berputar secara cepat hingga menghasilkan tekanan gravitasi yang tinggi. Akibatnya, gas-gas tersebut menghasilkan suhu panas yang sangat tinggi sehingga membentuk inti dari matahari.

Gas-gas Tersebar

Selama berputar itu, beberapa gas yang ada di dalam inti tersebut ada yang memisahkan diri, tetapi terap berada di jalur perputaran sehingga membentuk seperti cincin.

Pemadatan Gas

Gas-gas yang berotasi di matahari diketahui memiliki tekanan gravitasi dari matahari. Akibatnya, gas-gas dan material lain di luar angkasa ditarik oleh gaya gravitasi dan menyatu menjadi sebuah gumpalan padat.

Gumpalan padat itu kemudian mengalami pendinginan dan membentuk planet-planet yang mengitari matahari, termasuk bumi.

Semakin jauh jarak planet dari matahari, semakin dingin pula suhu dari planet tersebut.

 

Kelebihan dan Kelemahan Teori Nebula

Teori ini memiliki kelebihan yaitu membuktikan bahwa tata surya memang berada segaris lurus dengan lintasan elips atau oval yang mengelilingi matahari. Oleh karena itu, teori ini dianggap sebagai teori pembentukan alam semesta yang paling masuk akal oleh para ilmuwan.

Namun, meski teori ini dianggap masuk akal, teori ini juga bukan tanpa kelemahan. Teori ini dinilai oleh beberapa ilmuwan seperti James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans bahwa massa yang ada di dalam cincin sekitar matahari memiliki tekanan yang kurang besar sehingga tidak mungkin cukup untuk menarik benda-benda yang ada di tata surya dan kemudian memadat menjadi planet.

Selain itu, F. R. Moulton menjelaskan bahwa teori nebula ini seharusnya menghasilkan ukuran planet lebih besar ketimbang ukuran dari matahari. Seperti diketahui, matahari menjadi material terbesar yang ada di dalam tata surya.

Demikianlah pembahasan mengenai awal mula pembentukan alam semesta yang dijelaskan oleh teori nebula.

Di Sampoerna Academy, materi mengenai teori nebula dan ilmu astronomi lainnya akan dijelaskan dengan metode pengajaran berbeda, yaitu dengan menerapkan metode STEAM (Science, Technology, Arts, and Math), yang didukung dengan sumber daya digital terbaik.

untuk memahami lebih jauh seperti apa metode pengajaran STEAM silakan klik link Sampoerna Academy.

Dan untuk informasi mengenai pendaftaran, silakan klik link ini.

Referensi

Kompas.com - Teori terbentuknya alam semesta
https://www.youtube.com/watch?v=pclJ1n-fZlQ

Apply Now

Our team will reach you out after submitting the form

*
Note Wa