Pernah menjadi salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, kerajaan Sriwijaya ternyata banyak menyimpan cerita menarik dan berbagai peninggalan bersejarah. Termasuk kerajaan dengan corak agama Budha berkekuatan maritim yang dimanfaatkan untuk mengontrol wilayah di jalur Selat Malaka dan memiliki hubungan erat dengan raja-raja di Pulau Jawa.
Pada zamannya kerajaan Budha ini adalah simbol dari kebesaran pulau Sumatera, menariknya kebesaran tersebut dinilai mampu mengimbangi kerajaan Majapahit. Menarik diketahui bagaimana sejarah kerajaan ini berdiri, dan apa penyebab bisa memiliki hubungan erat dengan kerajaan di Jawa, ada cerita apakah di balik sejarah berdirinya kerajaan Sriwijaya hingga mencapai masa jaya.
Awal Mula Berdirinya Kerajaan Sriwijaya
Lewat sebuah penelitian seorang asal Prancis bernama George Coedes di tahun 1920, melalui surat kabar yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan Belanda. Kerajaan Sriwijaya disebut pertama kali muncul pada abad ke-7 masehi. Berdasar catatan seorang biksu bernama I Tsing dan prasasti abad ke-7 yang ditemukan dalam jumlah cukup banyak. Saat itu kerajaan ini dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Janayasa dan biasa disebut dengan nama Sri Janayasa. Ditemukan dalam prasasti di Kota Kapur, Bangka meskipun banyak peneliti yang kesulitan memecahkan lewat sumber-sumber yang dijumpai. Hal itu karena tidak ditemukannya struktur genealogis yang terdiri dari susunan dengan rapi. Saat ditemukannya prasasti Kedukan Bukit, didapat sebuah cerita dari seorang pria bernama Dapunta Hyang. Pernah melakukan perjalanan dengan membawa pasukan sebanyak 20 ribu orang, dari Minanga Tamvan menuju ke Palembang, Bengkulu dan Jambi. Saat melakukan perjalanan, ia menguasai banyak wilayah yang dianggap strategi suntuk melakukan perdagangan. Ada pula prasasti Kota yang ditemukan di Pulau Bangka di tahun 686 masehi, kerajaan Sriwijaya disebut sudah menaklukan banyak wilayah Sumatera bagian selatan hingga ke wilayah Lampung. Dalam prasasti ini juga disebutkan Sri Janayasa ketika melancarkan ekspedisi militer di wilayah Jawa karena dianggap tak mau berbakti terhadap Sriwijaya.Pendiri Kerajaan Sriwijaya
Hingga mendekati waktu runtuhnya kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan kerajaan Kalingga di Jawa Tengah. Nama Dapunta Hyang Sri didapat dari sebuah catatan I Tsing dan ditambah dengan ditemukannya dua prasasti yakni prasasti Talang Tuo dan prasasti Kedukan Bukit. Dari sinilah ditemukan siapa pendiri kerajaan Sriwijaya sebenarnya. Dalam catatan I Tsing dan prasasti menyebutkan jika Sri Janayasa merupakan seorang yang diangkat sebagai raja kerajaan Sriwijaya setelah melakukan ekspedisi. Yakni perjalanan suci yang saat itu dikenal dengan istilah Siddhayatra dengan menggunakan sebuah perahu. Dengan menggunakan armada ia memimpin ribuan pasukan untuk menguasai wilayah Palembang. Peperangan menjadi pilihan bagi Sri Janayasa dan hal itu membuatnya sukses menguasai Palembang, Jambi, Lampung dan Bangka. Catatan lainnya menyebutkan Dapunta Hyang diklaim sudah pernah mencoba melakukan penyerangan terhadap kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa pada saat itu.Raja-raja di Kerajaan Sriwijaya
Dari penjelasan sebelumnya disebutkan jika struktur genealogis di Sriwijaya banyak yang mengalami putus. Hal ini didukung beberapa bukti yang dianggap kurang kuat, sehingga berdampak pada nama-nama raja di kerajaan Sriwijaya yang sebelumnya sudah disepakati oleh sejumlah ahli. Berikut ini raja-raja yang mengisi Sriwijaya sesuai kesepakatan ahli.- Sri Indrawarman
- Raja Dharanindra
- Raja Samaratungga
- Rakai Pikatan
- Balaputradewa
- Sri Udayadityawarman
- Sri Cudamaniwarman atau Cudamaniwarman
- Sri Marawijayatunggawarman
- Sri Sanggaramawijayatunggawarman
Letak dari Kerajaan Sriwijaya
Hingga saat ini letak kerajaan Sriwijaya masih menjadi perdebatan, namun pendapat yang dikemukakan George Coedes di tahun 1918 menyebutkan jika Sriwijaya berada di wilayah Palembang. Menariknya Palembang dianggap sebagai pusat pemerintahan kerajaan ini, selain itu mengapa kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim karena sering berpindah. Sejumlah ahli menyebutkan jika Sriwijaya berpusat di wilayah Kedah, kemudian Muara Takus hingga ke Jambi. Di tahun 2013, ditemukan sejumlah situs candi dengan corak Budha yang terdapat di wilayah Muaro Jambi. Menariknya runtuhnya candi ini diperkirakan menjadi tempat tinggal para cendekiawan Buddha. Baca juga: Kerajaan Mataram Kuno, Sejarah Hingga Tokoh BerpengaruhMasa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Balaputradewa, saat itu kerajaan ini mampu menguasai jalur perdagangan yang sangat strategis. Perdagangan di kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena telah mencapai ke wilayah Thailand dan Kamboja. Hal ini terlihat dari Pagoda Borom That dengan gaya arsitektur Sriwijaya di Thailand. Karena letak kerajaan ini membuat Sriwijaya mudah dalam menjual hasil alam, termasuk di antaranya seperti kapur barus, cengkeh, kayu gaharu, cendana, kapulaga hingga pala. Balaputradewa dianggap sebagai raja yang membawa Sriwijaya ke puncak kejayaan di abad ke-8 hingga 9. Meskipun kerajaan ini sudah mengalami masa jaya hingga generasi Sri Samarawijaya. Karena saat itu raja-raja sesudah Sri Marawijaya kerap menjalani peperangan melawan kerajaan di pulau Jawa di tahun 922 masehi hingga 1016 masehi. Dalam masa itulah kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan China dan India. Kekuasaan kerajaan ini berhasil diperluas hingga wilayah Jawa Barat.Masa Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Penyebab kemunduran kerajaan Sriwijaya adalah karena serangan banyak kerajaan terutama dari pulau Jawa, saat itu dari kerajaan Medang yang terkenal dengan nama Mataram Kuno menjadi yang paling gencar terjadi. Kemudian serangan bertubi-tubi dari kerajaan Cola hingga kekuasaan di selat Malaka melemah dan perlahan berhasil dikuasai lawan pada sebagian besar wilayah Sriwijaya. Kemunduran Sriwijaya mulai terjadi di abad ke-11 masehi, berawal dari serangan dari Rajendra Coladewa bahkan ia berhasil menaklukan salah satu raja dari kerajaan ini. Kerajaan Melayu menjadi salah satu kerajaan yang ditaklukan pada abad ke-13. Hal ini dilakukan oleh kerajaan Singasari dari Jawa dan di bawah kepemimpinan Kertanegara dalam ekspedisi Pamalayu. Sementara itu Sriwijaya semakin melemah dan tak mampu berbuat apa-apa dalam mencegah terjadinya penaklukan. Kelemahan itu bahkan dimanfaatkan kerajaan Sukhodaya asal Thailand dengan pemimpinnya bernama raja Kamheng dan merebut semenanjung Malaysia hingga pada abad ke-14 kerajaan ini benar-benar runtuh akibat serangan dari Majapahit.Peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya
-
Prasasti Kedukan Bukit
-
Prasasti Kota Kapur
-
Prasasti Telaga Batu
-
Prasasti Karang Berahi
-
Prasasti Palas Pasemah
-
Prasasti Talang Tuo
-
Prasasti Hujung Langit
-
Prasasti Ligor
-
Prasasti Leiden
-
Candi Muara Takus