Menara Pisa di Italia menjadi salah satu mahakarya yang bisa membuat orang berpikir keras, pasalnya posisi menara yang miring namun tidak terjatuh. Tentu Hal ini tak lepas dari konstruksi bangunan yang memang pada awalnya dibuat miring, dalam mengukur sudut kemiringan itulah digunakan aturan sinus dan cosinus.
Mengingat menara Pisa tidak didesain menggunakan bangunan yang miring, melainkan karena adanya struktur tanah yang rentan sehingga membuat menara otomatis menjadi miring. Berbicara mengenai kemiringan ini sangat berkaitan dari besaran yang dinamakan sudut. Sementara pengukuran sudut menggunakan trigonometri tentu memakai sinus, cosinus dan tangen.
Aturan Sinus
Yang dimaksud dengan aturan sinus adalah perbandingan yang ada antara setiap sisi dan sudut di depan sisi dengan nilai yang sama. Penggunaan aturan sinus berlaku pada segitiga, termasuk segitiga siku-siku hingga segitiga sembarang. Aturan sinus bisa dipakai pada dua pasang sudut sisi yang saling berhadapan, di mana salah satunya belum diketahui, lihat gambar di bawah ini. Keterangan- A = besar sudut di hadapan sisi a
- a = panjang sisi a
- B = besar sudut di hadapan sisi b
- b = panjang sisi b
- C = besar sudut di hadapan sisi c
- c = panjang sisi c
- AP ┴ BC
- BQ ┴ AC
- CR ┴ AB