[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Jakarta, 23 April 2020 – Terhitung sebulan sudah Pemerintah mewajibkan kegiatan belajar di rumah. Proses belajar yang sepenuhnya dilakukan dari rumah ini menjadi tantangan, bukan hanya bagi anak melainkan juga bagi guru dan orang tua. Bagi anak, kegiatan yang semula bisa dilakukan di kelas bersama teman, kini berubah menjadi format daring yang menyebabkan siswa rentan kehilangan semangat belajar, sehingga baik guru dan orang tua harus mencari cara yang lebih menarik serta mendampingi anak lebih intens agar mereka tetap fokus, tetap
engaged dan mendapatkan kualitas pembelajaran yang sama seperti saat di sekolah. Memahami hal ini,
Sampoerna Academy sebagai pelopor STEAM di Indonesia, mengadakan diskusi daring bersama komunitas Parentalk berjudul “Tetap Fokus Belajar selama Virtual Schooling” pada hari Kamis, 23 April 2020.
Sampoerna Academy sebagai sekolah
intercultural yang menawarkan pendidikan holistik dari jenjang prasekolah hingga menengah atas dengan pendekatan kurikulum internasional yang disesuaikan di setiap tingkatan (IEYC, Cambridge dan IBDP) yang didukung metode pembelajaran STEAM (
Science, Technology, Engineering, Arts dan
Mathematics), mempunyai kiat khusus untuk memastikan standarisasi kualitas tetap terpenuhi dan siswa tetap antusias belajar layaknya di sekolah melalui metode
Virtual Schooling.[/vc_column_text][vc_column_text]
Tiga Aspek Utama Virtual Schooling
Frida Dwiyanti selaku Primary Principal - L’Avenue Campus Sampoerna Academy mengatakan, “Selama
virtual schooling dijalankan, kami memprioritaskan tiga aspek utama agar siswa dapat memahami pelajaran dengan baik serta meminimalisir dilema orang tua saat membantu siswa
virtual schooling; yang pertama dengan memperhatikan aspek infrastruktur, kedua dengan memperhatikan metode pengajaran agar anak tetap
engaged dengan fokus pada STEAM, di mana
Sampoerna Academy melihat bahwa sekolah bukan hanya untuk mengajarkan ilmu akademik tetapi juga membentuk 5C (
Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity dan
Character) serta yang ketiga memastikan peran keterlibatan orang tua.” jelas Frida dalam keterangan tertulis pada Kamis (23/4/2020).
Lebih lanjut mengenai teknologi infrastruktur, Frida menambahkan bahwa
virtual schooling dilengkapi dengan
Google classroom dan
school dashboard untuk memonitor proses belajar mengajar di tiap kampus yang tersebar di beberapa lokasi, hingga memonitor berapa lama durasi mengajar. “
School dashboard ini memudahkan proses pengulangan pelajaran di mana segala bentuk pembelajaran daring akan selalu direkam dan dikirimkan kepada siswa dan orang tua. Tim IT kami pun selalu tanggap apabila ada permintaan bantuan mengenai teknologi ini,” imbuh Frida.[/vc_column_text][vc_column_text]
Metode Pembelajaran STEAM
Tak hanya itu,
Sampoerna Academy konsisten mengedukasi dan melibatkan siswa melalui metode pembelajaran STEAM selama virtual schooling. Metode pembelajaran STEAM mencakup disiplin Sains, Teknologi, Teknik (Engineering), Seni (Arts), dan Matematika. Melalui metode tersebut, para siswa diasah berpikir secara kritis, dengan belajar memecahkan dan menelaah masalah dengan alat-alat teknologi dan strategi belajar kolaboratif yang kreatif, menyenangkan dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Di
Sampoerna Academy, metode ini membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang seutuhnya. Mereka tumbuh menjadi cerdas, berkemampuan sosial dan komunikasi yang baik.
Lebih lanjut, dengan metode STEAM yang juga erat kaitannya dengan pembelajaran abad 21 ini, para orang tua diajarkan bagaimana membuat aktivitas bersama anak saat kebijakan #DiRumahAja digaungkan Pemerintah. Dalam
virtual schooling, para orang tua diminta untuk terlibat aktif dalam mendorong anak bertanya, bekerja bersama anak yaitu terlibat dalam aktivitas anak, mengajarkan anak berpikir secara kreatif, mendorong anak menyelesaikan masalah (
problem solving), mendorong anak mengeksplorasi dan mengambil risiko yang sudah diperhitungkan dampaknya bagi anak, menguji solusi suatu masalah, dan menemukan cara baru dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, dengan STEAM dan kurikulum yang disesuaikan ini, siswa
Sampoerna Academy mampu mengembangkan keterampilan 5C (
Critical Thinking, Collaboration, Communication, Creativity, Character).[/vc_column_text][vc_column_text]Frida menggarisbawahi bahwa keterlibatan orang tua merupakan aspek yang sama pentingnya dengan aspek infrastruktur dan metode pengajaran pada pengalaman virtual
schooling yang sukses. Studi menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara keterlibatan orang tua secara langsung dengan keberhasilan siswa. Dampak
virtual schooling lebih maksimal ketika orang tua mengambil peran aktif dalam pendidikan anak mereka. Beberapa cara yang bisa dilakukan misalnya orang tua memeriksa perkembangan anak secara berkala, terutama di masa minggu pertama hingga bulan kedua berjalannya proses
virtual schooling.
Menurut Frida, beberapa orang tua yang turut berpartisipasi aktif dalam
virtual schooling pun mengapresiasi metode
virtual school dan konten belajar yang kreatif dari tenaga pendidik dari Sampoerna Academy. Bahkan mereka tidak segan memuji teknologi
school dashboard yang memudahkan proses belajar di rumah. Menanggapi Frida,
Nucha Bachri sebagai
Chief Officer Parentalk (
platform berbasis digital yang berfokus pada konten
parenting dan
relationship) menyambut antusias metode STEAM yang diterapkan Sampoerna Academy. “Di tengah kondisi yang mengharuskan anak untuk belajar melalui
virtual school, sebagai ibu dan orang tua yang bekerja, saya merasakan betul kesulitan dan tantangan yang dihadapi terutama bagaimana membuat anak untuk tetap fokus selama masa pembelajaran daring, sehingga harus mencari cara yang lebih kreatif dan efektif. Metode STEAM yang diterapkan Sampoerna Academymerupakan langkah yang tepat dan menarik untuk pengembangan belajar anak meskipun harus dilakukan secara virtual,” tukasnya.
“Meski orang tua memiliki kegiatan wajib yang dilakukan, terutama bagi orang tua yang bekerja, kami berharap orang tua tetap dapat bersama-sama dengan guru untuk memberikan pendampingan dan memainkan perannya agar anak-anak tetap mendapatkan kualitas pendidikan yang baik seperti ketika mereka belajar di kelas.” tutup Frida.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]