Kerajaan Kediri dan peninggalan termasuk ke dalam salah satu kerajaan bercorak Hindu yang ada di nusantara, Indonesia. Terletak di area sungai Brantas, Jawa Timur dan cerita kerajaan ini sangat erat kaitanya dengan kerajaan Hindu lainnya yang ada di Indonesia. Termasuk terhadap Singapura dan Kahuripan, karena kerajaan ini termasuk dalam pembagian wilayah kekuasaan.
Raja Airlangga menjadi pemimpin kerajaan Kediri pada saat itu, dilakukannya pembagian kekuasaan karena dilakukan untuk menghindari adanya perebutan kekuasaan dan pertikaian yang terjadi antara kedua anaknya. Kedua anak raja Airlangga ini masing-masing bernama Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan.
Sejarah Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri juga disebut dengan Panjalu yang pusat pemerintahannya berada di Daha, kisah mengenai kerajaan ini tertuang dalam kitab Negarakertagama. Diceritakan bahwa Airlangga memiliki dua putera yang gila akan kekuasaan, hingga akhirnya berebut mendapatkan kekuasaan bahkan sampai saling bertempur satu sama lain.
Dalam menghindari bentrokan antar kedua anaknya, Airlangga di tahun 1041 membagi kerajaannya menjadi dua. Masing-masing namanya adalah kerajaan Jenggala atau Kahuripan dan Panjalu atau Kediri itu sendiri. Dalam memberi pembatas, kedua kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi dan sungai Brantas.
Sri Samarawijaya mendapatkan kesempatan memimpin kerajaan yang berada di wilayah barat, dalam hal ini kerajaan Panjalu. Sementara Mapanji berada di wilayah timur memimpin kerajaan Jenggala yang pusat kerajaannya berada di Kahuripan. Sumber sejarah kerajaan Kediri dalam hal ini tertuang dalam kitab Mahaksubya, serat Calon Arang dan kitab Negarakertagama.
Kerajaan Panjalu menguasai wilayah Kediri dan Madiun, sementara kerajaan Jenggala meliputi wilayah Malang dan delta sungai Brantas yang pelabuhannya berada di Surabaya, Rembang dan Pasuruan. Namun pembagian kerajaan tak cukup bagi kedua anak Airlangga, kondisi itu bahkan membuat adanya peperangan.
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Kediri
Peperangan antara Panjalu dan Jenggala tetap terus terjadi selama 60 tahun berlalu, penyebabnya kedua anak Airlangga sama-sama merasa pantas mendapatkan takhta sang ayah. Hingga pada akhirnya Jenggala mampu memenangi perang, namun Panjalu yang sukses merebut seluruh tahta yang dimiliki Airlangga.
Kemenangan Panjalu membuat ibu kota kerajaan dipindah ke Kediri dan pada akhirnya Panjalu lebih dikenal ketimbang Kediri. Setelah berdiri nyaris dua abad, kerajaan Kediri mulai menemui titik lemah setelah terjadinya perselisihan antara Raja Kertajaya dan kaum Brahmana. Sri Maharaja Kertajaya berkuasa sejak 1194-1422.
Raja Kertajaya merupakan sosok raja yang sangat kejam dan mengaku dirinya sebagai dewa, ia memaksa kaum Brahmana menyembahnya dan bahkan mengklaim jika hanya Dewa Shiwa yang mampu mengalahkannya. Kekejaman Kertajaya bahkan terlihat saat ia tanpa ragu menyiksa kaum Brahmana yang menolak titahnya.
Pada satu saat kaum Brahmana meminta bantuan Ken Arok dari Tumapel untuk menggulingkan kepemimpinan Kertajaya. Menariknya di tangan Ken Arok, Kertajaya akhirnya terbunuh dan berhasil menguasai Kediri. Kesuksesan Ken Arok menumpas Kertajaya dan merebut wilayah kekuasaannya membuat ia mendirikan kerajaan baru bernama Singosari.
Kehidupan Kerajaan Kediri
-
Ekonomi
Kehidupan ekonomi bisa dilihat lewat kronik-kronik Cina dengan menyebutkan beberapa hal, di antaranya seperti kerajaan penghasil banyak beras. Kemudian banyak barang dagangan yang laku keras di pasaran, termasuk seperti emas, perak, daging hingga gerabah. Penggunaan uang dari emas sebagai alat pembayaran, adanya polisi dan pajak dari rakyat.
-
Sosial
Masyarakat kerajaan Kediri tidak menganut sistem kasta meskipun penganut agama Hindu, sesuai yang tertuang di kitab Lubdaka. Kitab ini juga menyebut bahwa tinggi atau rendahnya martabat seseorang tak dilihat dari dasar keturunan dan kedudukan, melainkan dilihat dari tingkah laku seorang tersebut.
Silsilah Kerajaan Kediri
Dalam perkembangan kerajaan Kediri, setidaknya ada 7 pemimpin atau raja yang pernah memimpin kerajaan ini. Kerajaan Kediri memasuki masa jaya saat dipimpin oleh Prabu Jayabaya, saking jayanya nama raja dari kerajaan Kediri yang satu ini bahkan masih dikenang oleh banyak orang hingga saat ini, berikut ini silsilah para raja kerajaan Kediri.
- Shri Jayawarsa Digjaya Shastra Prabhu
- Shri Kameshwara
- Prabu Jayabaya
- Prabu Sarwaswera
- Prabu Kroncharyadipa
- Srengga Kertajaya
- Kertajaya
Di Mana Letak Kerajaan Kediri?
Kerajaan Kediri terletak di Jawa Timur, pusat pemerintahan kerajaan ini ada di kota Daha dan sekarang lebih dikenal dengan nama kota Kediri. Sebelum berada di Daha, pusat kerajaan Kediri berada di wilayah Kahuripan. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang tertuang di prasasti keluaran tahun 1042 dan ceritanya terdapat pada berita Serat Calon Arang.
Peperangan antara Panjalu dan Jenggala yang sudah dijelaskan di atas adalah selama 60 tahun berlalu. Dan kemenangan itu pula yang mengantarkan pusat pemerintahan kerajaan Panjalu dipindahkan dari Daha ke Kediri, sehingga saat ini lebih dikenal dengan nama Kediri. Kerajaan Kediri berdiri sekitar 1045 masehi dan runtuh pada 1222 m setelah 177 tahun berdiri.
Siapa Tokoh-tokoh yang Berpengaruh dalam Kerajaan Kediri?
Dimulai dari pemerintahan Raja Sri Samarawijaya yang merupakan salah satu putra dari Raja Airlangga, masa kekuasaannya dianggap sebagai masa kegelapan setelah tak adanya prasasti yang menceritakan mengenai kisahnya. Kemudian berlanjut ke Sri Jayawarsa yang merupakan seorang raja sangat mencintai rakyatnya.
Sri Jayawarsa sangat berusaha untuk bisa mensejahterakan kehidupan rakyat kerajaannya, dan kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Jayabaya. Penguasa Jenggala yang selalu melakukan pemberontakan untuk bisa memisahkan diri, Jayabaya dianggap sebagai jelmaan dewa Wisnu.
Selain sebagai raja, Jayabaya juga dikenal sebagai pujangga dan memiliki karya bernama jangka Jayabaya. Karya berupa ramalan mengenai masa depan Jawa, ia merupakan raja yang adil dan dipercaya membawa Jawa kembali ke masa keemasan. Berlanjut ke masa Sri Kameswara, di mana era raja ini sastra sebagai seni yang berkembang secara pesat.
Baca juga:
Kerajaan Kalingga, Silsilah, Peninggalan dan Kisahnya
Kerajaan Kutai, Pendiri, Masa Jaya Hingga Silsilah
Sejarah Tarumanegara, Pendiri, Para Raja dan Peninggalannya
Kerajaan Sriwijaya, Awal Berdiri, Para Raja dan Peninggalan
Kerajaan Mataram Kuno, Sejarah Hingga Tokoh Berpengaruh
Seperti Apa Kehidupan Masa Lalu di Kerajaan Kediri?
-
Kehidupan Agama
Hal ini dapat dilihat dari peninggalan kerajaan Kediri yang berupa candi, arca dan lain sebagainya. Beberapa candi peninggalan kerajaan Kediri seperti Gurah dan Tondowongso, dari hal ini banyak diketahui jika masyarakat pada saat itu memeluk agama Hindu Siwa. Candi Gurah dan Tondowongso merupakan candi yang bersifat Hindu.
-
Kehidupan Politik
Raja Bameswara menerapkan lencana kerajaan berupa tengkorak bertaring di atas bulan sabit dan disebut dengan Candrakapala. Peperangan menjadi cara berpolitik dalam perebutan kekuasaan di Kediri, hingga muncul Jayabaya yang merubah semuanya. Membawa Kediri ke masa jaya dengan kehidupan masyarakat yang makmur.
Apa Saja Peninggalan Kerajaan Kediri?
-
Prasasti Sirah Keting (1140 M)
Peninggalan kerajaan Kediri yang satu ini berisi mengenai kisah Raja Jayawarsa yang memberi hadiah tanah kepada masyarakat di kerajaan yang dipimpinnya.
-
Prasasti Ngantang (1135 M)
Isi dari prasasti ini adalah kisah mengenai Raja Jayabaya yang memberi hadiah berupa sebidang tanah bebas pajak kepada masyarakatnya di Desa Ngantang.
-
Prasasti Jaring (1181 M)
Isi dari prasasti ini adalah kisah mengenai Raja Gandra yang membuat atau memberikan sejumlah nama hewan, seperti tikus hingga kebo.
-
Prasasti Kamulan (1194 M)
Berisi mengenai kisah Raja Kertajaya yang mendeklarasikan kemenangan kerajaan Kediri saat berperang melawan musuh di Katang-katang.
Demikian penjelasan mengenai kerajaan Kediri, mulai dari awal berdiri, silsilah, letak kerajaan, penyebab keruntuhan hingga peninggalan yang ditemukan. Sampoerna Academy memberi informasi secara detail terhadap para siswa baik di tingkat dasar hingga perguruan tinggi, sesuai dengan visi yang diusung yakni menghasilkan orang-orang berkualitas
Sampoerna Academy menerapkan kurikulum berstandar internasional, mengajak para siswa tak hanya belajar secara teori tetapi juga praktek di kelas masing-masing. Sampoerna Academy memberi fasilitas lengkap untuk proses belajar di dalam dan di luar kelas. Selain itu Sampoerna Academy juga memiliki tenaga pengajar berkualitas.
Referensi
Wikipedia