Munculnya musim kemarau berkepanjangan biasanya menandakan sesuatu, di Indonesia secara umum musim kemarau berlangsung pada bulan April sampai Oktober. Meskipun tidak dapat dipastikan, jika bergeser dan satu hal yang dapat diketahui bisa berubah karena adanya faktor penentu yang terkenal dan dinamakan dengan sebutan El Nino.
Sebutan itu berasal dari bahasa Spanyol yang artinya anak Tuhan, terminologi yang awalnya dipakai oleh nelayan yang berada di kawasan Pantai Ekuador. Dipakai untuk menunjukkan adanya arus panas yang muncul, terjadi mulai Natal hingga beberapa bulan berikutnya. Dampak yang paling nyata saat itu adalah menurunnya jumlah ikan yang membuat nelayan kesulitan meski dapat beristirahat.
Pengertian El Nino
Dikatakan sebagai El Nino bukan berarti merujuk dari arti terminologi atau bahasa, hanya sebagai sebutan dengan artian el nino adalah sebuah fenomena. Kondisi yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah, pemanasan SML atau juga suhu muka laut karena adanya potensi pertumbuhan awan yang berada di Samudera Pasifik tengah serta mengurangi curah hujan. Singkatnya fenomena ini merupakan pemicu terjadinya kondisi kekeringan di wilayah Indonesia secara umum atau keseluruhan. Di masa awal kemunculannya, fenomena ini membuat banyak para nelayan beristirahat tak melakukan aktivitas melaut. Karena memang fenomena ini membuat jumlah ikan yang berada di lautan menurun drastis. Kemunculan apa itu el nino tidak terjadi setiap tahun, namun perlu diketahui jika frekuensinya dapat dipastikan dan pada umumnya muncul dengan rata-rata 2-7 tahun. Mengapa harus diwaspadai, karena jika sekali terjadi sekali bisa berlangsung selama 9-12 bulan dan selain itu fenomena ini juga memunculkan proses yang akan lebih dilalui terlebih dulu.Proses Terjadinya El Nino
Fenomena ini menjadi salah satu gejala yang terjadi pada iklim dan sudah dinyatakan muncul jika adanya kenaikan suhu rata-rata air laut di Samudera Pasifik dengan minimal 0,5 derajat celcius. El nino merupakan gejala gangguan iklim global yang diakibatkan oleh adanya hubungan antara samudera dan atmosfer secara masif yang menghasilkan suhu lebih hangat tersebut. Sementara kenaikan suhu secara lebih spesifik muncul pada bagian pusat dan timur Samudera Pasifik Ekuatorial. Kenaikan tersebut menjadi penyebab adanya peningkatan kelembapan pada atmosfer yang terdapat di atas Samudera Pasifik. Peningkatan pembentukan awan di samudera, hal ini memunculkan tekanan udara di Samudera Pasifik yang juga akan meningkat. El Nino menyebabkan musim kemarau dan membuat adanya kekurangan curah hujan, hal ini biasanya juga dialami di Indonesia. Sementara di Amerika Latin, munculnya fenomena ini justru membuat adanya kenaikan curah hujan di wilayah tersebut. Meskipun beberapa tahun terakhir, kemunculan arus panas melanda dan terjadi pada bulan Mei.Jenis-jenis
Kemunculan fenomena ini dibagi menurut intensitas,sehingga terbagi menjadi ke dalam berbagai beberapa jenis. Hal ini juga tak lepas dari penyebab yang memunculkan intensitas dari fenomena itu sendiri, dampak yang ditimbulkan pun beragam. Berikut beberapa jenis dari fenomena ini yang terbagi dari intensitas yang ada.-
El Nino Lemah
-
El Nino Sedang
-
El Nino Kuat
Ciri-ciri El Nino
Kenaikan suhu secara lebih spesifik muncul pada bagian pusat dan timur Samudera Pasifik Ekuatorial. Kenaikan suhu menyebabkan adanya peningkatan kelembapan di atmosfer yang terdapat di Samudera Pasifik. Adanya peningkatan membentuk awan di samudra dan karena peningkatan pembentukan awan dapat meningkatkan tekanan udara di Samudera Pasifik juga meningkat. Fenomena el nino terjadi sebagai salah satu gejala pada iklim yang dinyatakan muncul atau terjadi jika terdapat kenaikan suhu rata-rata air laut di Samudera Pasifik. Biasanya sebanyak 0,5 derajat celcius dan jika terjadi muncul hubungan antara samudera dan atmosfer secara masif yang menghasilkan suhu lebih hangat, berikut ciri-ciri el nino.- Kenaikan suhu udara ketimbang suhu normal.
- Rendahnya curah hujan yang terdapat di Papua (Indonesia).
- Tingginya curah hujan di wilayah dekat Peru (Amerika Selatan).
- Angin pasat dari arah timur mengalami pelemahan, hal ini disebabkan angin yang seharusnya bergerak di Peru ke Papua bergerak dari Papua ke Peru.