Pemanasan global adalah salah satu fenomena global yang dipicu kegiatan manusia, utamanya yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Aktivitas ini muncul menghasilkan gas-gas yang semakin lama banyak jumlahnya di atmosfer, dari gas karbon dioksida (C02) lewat proses yang disebut efek rumah kaca.
Efek rumah kaca merupakan istilah yang cukup erat kaitannya dengan pemanasan global, kondisi ini dikarenakan adanya peningkatan suhu bumi akibat suhu panas yang terjebak di dalam atmosfer bumi. Prosesnya seperti rumah kaca yang berfungsi dalam menjaga kehangatan suhu tanaman di dalamnya, peningkatan suhu ini terjadi karena pantulan sinar matahari oleh benda-benda.
Pengertian Pemanasan Global (Global Warming)
Apa yang dimaksud pemanasan global? Pemanasan global merupakan suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi yang memicu proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan di bumi. Kejadian-kejadian yang terjadi ini juga ditandai dengan beberapa fenomena.
Sementara suhu rata-rata global permukaan bumi melonjak dalam seratus tahun terakhir. Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global terjadi sejak pertengahan abad ke-20. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca.
Hal itu dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Namun ada beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan itu.
Hingga saat ini masih menjadi perdebatan politik dan publik mengenai tindakan yang harus dilakukan mengurangi atau mengembalikan pemanasan lebih lanjut atau beradaptasi terhadap konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintah negara-negara di dunia sudah memberi tanda dan meratifikasi protokol Kyoto dan mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Penyebab Pemanasan Global
· Efek Rumah Kaca
Karbon dioksida atau CO2 dihasilkan dari kegiatan di bumi seperti pernafasan serta hasil pembakaran bahan bakar menyelubungi bumi. Hal ini menjadi penyebab meningkatnya kadar CO2 dengan berlebihan sehingga seolah seperti kaca yang menutup permukaan bumi. Ada pula sulfur dioksida dan metana yang sama seperti karbondioksida.
Efek rumah kaca sebenarnya berguna pada bumi dalam hal memberi panas, jika tidak ada efek rumah maka bumi akan diselimuti dingin. Apabila tidak ada efek rumah kaca, maka suhu bumi akan berada di suhu -18 derajat celcius. Karena efek ini, bumi menjadi hangat dan jika berlebihan maka terjadi pemanasan global.
· Efek Umpan Balik
Contoh dari efek umpan balik adalah penguapan air yang merupakan hasil dari proses pemanasan. Semakin banyak pemanasan yang terjadi akibat efek rumah kaca, semakin melimpah uap air yang membumbung ke atmosfer. Uap air memberi efek rumah kaca seperti gas CO2, pemanasan yang terjadi menambah jumlah uap air secara terus menerus hingga tercapai keseimbangan.
Umpan balik tak selalu negatif, adapun sisi positifnya setelah muncul karena terlepasnya CO1 dan CH4 atau gas metana dari melunaknya tanah beku atau permafrost. Proses ini merupakan mekanisme lain yang memberi pengaruh terhadap pemanasan, selain itu juga meleleh melepas CH-4 yang menimbulkan umpan balik positif.
· Variasi Matahari
Variasi matahari adalah perubahan jumlah energi radiasi yang dilepas matahari, dipengaruhi siklus matahari 11-tahunan (siklus bintik merah) selain fluktuasi lain yang tidak periodik. Penipisan lapisan ozon memberi kontribusi pendinginan, kombinasi fenomena variasi matahari dengan aktivitas gunung berapi seperti memberi efek pemanasan dari masa pra-industri.
Dugaan variasi disebabkan karena umpan balik dari awan telah memberi andil dalam pemanasan saat ini. Penyebab pemanasan global karena variasi matahari dengan pemanasan akibat efek rumah kaca, variasi matahari terjadi peningkatan aktivitas matahari. Meskipun sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir disebabkan karena gas rumah kaca.
Baca juga: Pengertian Imigrasi Beserta dengan Contoh Pelanggarannya
Cara Mengukur Pemanasan Global
Pada tahun 1896 para ilmuwan sebenarnya mencurigai pembakaran bahan bakar fosil bisa merubah komposisi atmosfer dan mampu mengakibatkan pemanasan global. Lewat penelitian di tahun 1957, didapatkan hasil bahwa kadar CO2 di atmosfer konsentrasinya meningkat dan menyebabkan pemanasan global.
Saat itu juga para ilmuwan menduga bahwa iklim bumi semakin menghangat, namun belum memiliki cukup bukti untuk memperkuat dugaan tersebut. Karena memang butuh bertahun-tahun untuk melakukan pengamatan iklim, hingga pada akhir 1980-an para peneliti berhasil mencatat data statistik yang menunjukkan bumi hangat meski hal itu dirasa masih kurang meyakinkan.
Model Iklim
Model-model iklim yang dibuat para ilmuwan ini sebenarnya tak lepas dari usaha memperkuat hipotesis mereka. Munculnya model-model komputer berdasarkan prinsip dasar dinamika fluida, transfer radiasi dan proses-proses lainnya. Menariknya model iklim yang muncul dalam setiap tahun pasti mengalami perbaikan dalam kecanggihan teknologi.
Model iklim yang sudah diformulasikan juga dipakai untuk menemukan penyebab perubahan iklim yang terjadi saat itu. Cara yang dilakukan dengan membandingkan perubahan yang sudah diamati dengan hasil prediksi model terhadap berbagai penyebab, baik itu secara alami maupun karena aktivitas manusia.
Untuk saat ini model iklim yang ada ternyata sudah mirip dengan perubahan suhu global, hasil dari pengamatan selama ratusan tahun terakhir namun tidak menstimulasi semua aspek dari iklim. Model-model ini tidak langsung menyatakan bahwa pemanasan yang ada di tahun 1910 hingga 1945 disebabkan karena proses alami.
Dampak Pemanasan Global
· Iklim Tidak Stabil
Faktor yang memengaruhi iklim dan cuaca adalah sinar matahari, selain itu juga ada suhu, tekanan udara, kelembapan udara, angin, awan serta curah hujan. Adanya pemanasan global menyebabkan bagian utara dari belahan bumi utara akan lebih memanas ketimbang daerah-daerah lain di bumi. Hal itu mengakibatkan gunung-gunung es mulai mencair.
· Meningkatkan Permukaan Air Laut
Mencairnya daerah kutub membuat volume air laut naik, dampaknya akan terjadi peningkatan permukaan air laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia meningkat 10-25 cm, selama abad ke-20 dan para ilmuwan memprediksi peningkatan lebih lanjut akan terjadi pada abad ke-21 sebanyak 9-88 cm, seperti yang sudah sebutkan gas-gas pemicu terjadinya pemanasan global.
· Suhu Global Cenderung Meningkat
Di suatu daerah mungkin akan mendapatkan keuntungan karena mengalami musim hujan bisa menjadi lebih lama. Namun di daerah bumi lain mengalami musim panas berkepanjangan, apabila salju sudah turun di gurun, pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung bisa jauh lebih menderita.
· Gangguan Ekologis
Manusia pasti tidak akan nyaman apabila suhu bumi semakin memanas, efek dari pemanasan ini mengganggu kehidupan. Bahkan bisa membuat hewan-hewan bermigrasi ke tempat yang lebih kondusif untuk mereka, kemudian tumbuhan mengubah arah pertumbuhan mereka guna mencari tempat yang lebih mendukung bertumbuh.
· Dampak Sosial dan Politik
Kondisi cuaca tak menentu menyebabkan munculnya berbagai penyakit, bagi para petani kondisi hujan yang tak kunjung usai bisa menyebabkan adanya gagal panen. Sementara apabila kemarau berkepanjangan maka membuat para petani ini kesulitan dalam pasokan air. Selain itu panas juga bisa menyebabkan hutan terbakar.
Akibat Pemanasan Global di Indonesia
Menurut Badan Klimatologi Meteorologi dan Geofisika, di tahun 2030 Indonesia akan mengalami peningkatan suhu sebesar 0,5 derajat celcius. Kemudian kekeringan juga akan meningkat di beberapa pulau, termasuk Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur di tahun tersebut.
Sementara itu musim hujan dengan lebat hingga ekstrim cenderung naik hingga 40 persen dari angka saat ini. Pemanasan global juga akan membuat kadar oksigen di daerah khatulistiwa semakin menurun dan dinilai memberi dampak yang luar biasa. Dalam lautan dibedakan dengan klasifikasi berdasarkan kedalamannya, hal ini membuat stratifikasinya sendiri.
Proses stratifikasi membuat oksigen terkonsentrasi pada bagian atas hingga membuat lebih banyak biomassa yang berupa ikan dan ganggang. Kondisi ini jelas membuat rantai makanan dan biota laut yang membutuhkan pasokan oksigen sangat terganggu, karena adanya jumlah yang tidak merata atau seimbang.
Yang paling ditakutkan karena kenaikan suhu akibat pemanasan global adalah kurang konsistennya produktivitas biomassa. Kondisi yang membuat para petani seharusnya panen, mala tidak bisa melakukan panen.
Cara Mengantisipasi Pemanasan Global
- Konservasi lingkungan dengan reboisasi, penanaman pohon dan melakukan penghijauan lahan secara kritis.
- Memakai energi yang bersumber dari energi alternatif, seperti air, matahari, angin dan bioenergy. Tujuannya agar penggunaan energi berbahan bakar fosil berkurang.
- Melakukan daur ulang dan efisiensi energi, serta upaya terhadap masyarakat luas dengan memberi pemahaman dan penerapan guna mencegah adanya pemanasan global.
Demikian penjelasan mengenai pemanasan global beserta penyebab dan dampak yang diberikan pada kehidupan manusia di bumi. Pemanasan global yang merupakan permasalahan dunia perlu untuk diperhatikan lebih jauh lagi untuk masa depan anak cucu kita.
Di Sampoerna Academy, lulusannya diharapkan dapat menghadapi tantangan dunia yang berubah dengan cepat serta lebih peduli dengan sesama manusia maupun lingkungan. Hal ini sesuai dengan visi dari Sampoerna Academy.
Referensi
Kemendikbud.go.id – Pemanasan global dampak buruknya bagi kehidupan