Cara melatih berpikir kritis pada anak bisa terus Anda lakukan pelan-pelan dan konsisten. Sebab, berpikir kritis memang harus dilatih sejak dini, agar anak bisa tumbuh lebih mandiri, kreatif, serta mampu mengatasi aneka masalah.
Apalagi menurut penelitian, keterampilan berpikir kritis sudah bisa dikembangkan sejak anak usia 3 tahun. Oleh karena, pada usia tersebut, anak sudah mulai dapat memperoleh aneka pengetahuan dari gerak tubuh serta komunikasi. Jadi, jangan lewatkan kesempatan melatih sifat kritisnya sejak dini!
Berikut 8 cara melatih sifat kritis sejak usia dini, yang bisa Anda terapkan pada putra-putri Anda. Simak penjelasan rincinya di bawah ini!
1. Dorong rasa ingin tahu anak
Ada kalanya anak mempunyai banyak pertanyaan di benaknya. Anda bisa membantu anak mencari jawabannya, tanpa memberitahunya secara langsung. Ajak anak berpikir tentang penyebab masalah yang ingin dia ketahui. Misalnya, Anda bisa mengajaknya bermain balok tumpuk, dan biarkan anak menumpuknya sampai tinggi.
Ketika balok mulai bertambah tinggi, anak akan melihat tumpukan balok akan roboh sendirinya. Pada saat anak kebingungan mengapa balok bisa roboh, Anda dapat ajak anak untuk mengetahui penyebabnya dan mencari tahu strategi yang lebih baik, saat anak mulai menyusun baloknya kembali.
2. Membaca buku
Latih sifat kritis anak dengan rajin membacakan dia buku. Cara seperti ini bisa mengasah kemampuan analisis anak, dengan cara menanyakan tokoh favoritnya, situasi yang paling dia sukai pada keseluruhan cerita, dan mengajak anak menemukan pesan moralnya.
3. Ajak anak bermain bersama
Ketika anak masih berusia dini, pastikan Anda sering mengajaknya bermain bersama. Usahakan untuk mengajak anak lebih sering bermain permainan papan, puzzle, atau jenis permainan lain yang mengandalkan kinerja otak. Tetapi, jangan lupa untuk menyesuaikan permainan dengan usia anak, ya.
4. Ajarkan anak menyelesaikan masalah
Ketika anak menghadapi masalah, jangan mencoba untuk langsung memberikan jalan keluar. Anda bisa memberikan kesempatan untuk mereka mengasah kemampuan pemecahan masalah mereka, dengan mengajaknya berpikir mengenai alasan di balik terjadinya masalah tersebut.
Setelah alasan diketahui, ajak anak pelan-pelan memikirkan beberapa solusi, serta sisi positif dan negatif dari solusi yang dia dapatkan. Dengan begitu, pikiran anak bisa lebih terbuka dan terbiasa menciptakan solusi efektif untuk beragam masalah.
5. Dukung anak untuk belajar menyampaikan pendapat
Mendorong anak untuk selalu mau menceritakan isi hatinya dan mengungkapkan gagasan akan suatu hal, bisa menjadi cara melatih berpikir kritis terbaik. Ceritakan suatu kejadian yang pernah atau sedang Anda alami, dan tanyakan pendapatnya terhadap cerita tersebut.
Ingatlah pula untuk selalu menanyakan keadaan atau isi hatinya setelah anak pulang sekolah, atau saat sedang makan malam bersama. Pertanyaan sederhana tersebut dapat membuat anak bisa terlatih untuk terus terbuka dan tertarik untuk menyampaikan pendapat apapun kepada Anda.
6. Latih anak menjadi pendengar yang baik
Cara melatih berpikir kritis anak juga dapat Anda bantu kembangkan dengan mengajari anak menjadi pendengar yang baik. Seringlah duduk berhadapan dengan anak, dan perhatikan ekspresi wajahnya saat Anda mengajaknya berbicara. Pastikan anak memusatkan pandangan ke arah Anda ketika sedang mengobrol!
Ajari pula anak untuk menunggu Anda selesai berbicara, sebelum anak merespon perkataan Anda. Selain menjadikan anak mampu berpikir kritis, anak juga bisa terlatih untuk menghargai pendapat orang lain.
7. Berikan pertanyaan terbuka
Biasakan untuk memberikan pertanyaan terbuka untuk anak. Pertanyaan terbuka bukanlah pertanyaan yang hanya bisa dijawab ya atau tidak, melainkan pertanyaan yang bisa menghasilkan jawaban panjang. Jawaban yang panjang, bisa mendorong diskusi, sehingga anak bisa mengembangkan kosa kata dan berpikir kreatif.
Misalnya, alih-alih menanyakan “Kamu mau makan sop merah atau sop sayur?” Anda bisa menanyakan “Menurutmu, menu apa yang cocok Ibu masak untuk makan malam nanti?”. Dengan begitu, anak akan berusaha memikirkan menu makanan enak yang ingin dia santap, dan menyampaikan idenya dengan semangat.
8. Ajarkan anak melihat dari banyak sudut pandang
Biasakan melatih anak untuk melihat sesuatu dari berbagai perspektif. Misalnya, ketika anak Anda melaporkan bahwa dia habis bertengkar dengan saudaranya, Anda bisa mengajak mereka berdiskusi bersama. Misalnya, Anda bisa membuka percakapan dengan menanyakan kondisi mereka dengan tenang.
Validasi perasaan mereka berdua tanpa memihak, seperti “Kelihatannya kalian berdua kesal satu sama lain, ya?”. Kemudian, Anda bisa menanyakan alasan mengapa keduanya bertengkar. Jangan biarkan keduanya berbicara secara bersamaan, melainkan tanyakan alasannya menurut versi mereka masing-masing.
Setelah keduanya menjelaskan alasan mereka bertengkar, Anda bisa membantu mengulangi sudut pandang masing-masing anak. Jelaskan kepada sang kakak tentang perasaan sang adik, dan jelaskan kepada sang adik perasaan sang kakak, beserta solusinya. Lalu, ajak anak-anak saling meminta maaf dan kembali bermain.
Percayakan cara terbaik melatih berpikir kritis pada anak melalui Sampoerna Academy!
Cara melatih berpikir kritis pada anak mungkin memang sulit untuk Anda hadapi sendirian. Oleh sebab itu, Anda bisa percayakan anak Anda belajar bersama Sampoerna Academy yang berfokus melatih anak untuk sering bertanya, mengumpulkan informasi, bereksperimen, dan menarik kesimpulan sendiri melalui project-based learning yang diterapkan.
Langkah Sampoerna Academy untuk mendorong anak mengumpulkan informasi dan bereksperimen secara mandiri adalah dengan mempraktikkan model pengajaran berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics). Cara ini memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan pada aneka disiplin ilmu.
Pasalnya, banyak ilmu yang bisa anak terapkan di kehidupan sehari-hari, sehingga anak pun dapat terlatih untuk berpikir lebih kritis dan holistik.