Kecanduan alkohol atau alkoholisme telah terbukti memberikan dampak yang negatif pada sistem saraf dan fungsi otak. Konsumsi alkohol sering terkait dengan timbulnya gejala kesulitan berpikir seperti kebingungan, pikiran yang tidak logis, dan kesulitan dalam pengambilan keputusan. Lebih jauh lagi, dalam jangka panjang, alkohol dapat mengganggu kesehatan dan fungsi otak secara lebih serius.
Ketika seseorang minum alkohol, efeknya dapat membuat suasana hati menjadi sedih. Otak, yang mengendalikan tubuh, terpengaruh buruk oleh alkohol dan mengganggu fungsi normal tubuh secara cepat. Gejala singkat termasuk kesulitan berjalan, penglihatan yang buram, reaksi yang lambat, dan masalah ingatan.
Efek Alkohol ke Sistem Saraf Otak Manusia
Walaupun minum alkohol sering dianggap wajar dalam banyak budaya di seluruh dunia, kebiasaan tersebut bisa membawa dampak negatif pada kesehatan fisik, mental, dan sistem saraf otak secara keseluruhan. Sebuah penelitian dari British Journal of Clinical Pharmacology yang menjelaskan zat aktif dalam minuman beralkohol, yaitu etanol, memiliki efek beracun langsung pada sistem saraf. Penggunaan alkohol secara berlebihan dan berulang dapat membahayakan sel-sel saraf. Karena ukurannya yang kecil, alkohol mudah menembus penghalang sel dan cepat menyebar ke berbagai bagian tubuh. Alkohol bisa mempengaruhi beberapa wilayah otak dengan cara yang berbeda. Secara umum, dampaknya meliputi kontraksi jaringan otak, kerusakan pada sel-sel otak, dan penekanan terhadap sistem saraf pusat. Sebagai hasilnya, konsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan masalah serius dalam hal kemampuan berpikir (kognisi) dan memori pada otak. Selain itu, alkohol juga dapat mempengaruhi reseptor otak, mengganggu komunikasi antara sel saraf, dan menekan aktivitas jalur saraf yang mengirim sinyal. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa efek alkohol sangat mempengaruhi kepada sistem saraf otak manusia. Berikut adalah penjelasan lebih lanjutnya:1. Merubah susunan kimia otak
Alkohol adalah zat psikoaktif yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Ketika seseorang mengonsumsi alkohol, alkohol akan diserap oleh aliran darah dan masuk ke otak. Di dalam otak, alkohol akan menghambat produksi neurotransmitter GABA, yaitu neurotransmitter yang berperan dalam relaksasi dan pengendalian diri. Akibatnya, seseorang yang mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak dan kadar yang tinggi akan mengalami penurunan kemampuan untuk mengendalikan diri. Hal ini dapat memicu perilaku agresif, seperti kekerasan verbal atau fisik, kemarahan, dan kebencian. Selain GABA, alkohol juga dapat menghambat produksi neurotransmitter serotonin, yaitu neurotransmitter yang berperan dalam suasana hati dan emosi. Penurunan kadar serotonin dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih mudah marah dan kesal.