Design thinking sangat penting bagi anak-anak karena membantu mengembangkan keterampilan yang esensial untuk masa depan mereka. Pendekatan Design Thinking memiliki tahapan yang dapat memperkuat kemampuan kreatif, pemecahan masalah, kolaborasi, dan empati.
Design thinking mendorong kreativitas anak-anak. Dengan mempelajari pendekatan ini, mereka diajarkan untuk berpikir di luar batasan konvensional dan mencari solusi yang inovatif. Ini mengasah imajinasi mereka dan membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang diperlukan untuk menghadapi masalah di dunia yang kompleks.
Design thinking memiliki beberapa tahapan yang penting bagi anak-anak karena membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi masa depan. Ini melibatkan pemupukan kreativitas, pemecahan masalah, kolaborasi, dan empati yang akan mempersiapkan mereka untuk berhasil dan berkontribusi dalam dunia yang terus berubah.
Baca juga: Meningkatkan Daya Ingat Anak Melalui Cara Belajar Efektif
Memperkenalkan tahapan Design Thinking pada anak usia dini dapat membantu mengembangkan keterampilan kreatif, pemecahan masalah, dan kolaboratif mereka. Meskipun anak-anak usia dini mungkin tidak memahami konsep secara mendalam, mereka dapat belajar dan berpartisipasi dalam proses sederhana yang melibatkan tahapan-tahapan berikut:
1. Pengamatan (Observation)
Ajarkan anak untuk mengamati dunia di sekitar mereka dengan teliti. Bantu mereka melihat dan mencatat hal-hal yang menarik, tantangan, atau masalah yang mereka temui sehari-hari. Misalnya, mereka dapat mengamati bagaimana orang menggunakan mainan mereka atau mengidentifikasi masalah sederhana yang ingin mereka atasi.
2. Empati (Empathy)
Dorong anak untuk memahami perasaan, kebutuhan, dan perspektif orang lain. Ajarkan mereka untuk mendengarkan dengan saksama dan bertanya kepada teman, keluarga, atau binatang peliharaan mereka tentang apa yang mereka butuhkan atau inginkan. Hal ini membantu anak-anak memahami pengalaman orang lain dan mengasah empati mereka.
3. Ideasi (Ideation)
Ajarkan anak untuk berpikir secara kreatif dan menghasilkan beragam ide. Gunakan metode sederhana seperti “brainstorming” di mana anak dapat berbagi ide-ide mereka tanpa penilaian atau batasan. Bantu mereka merasa nyaman bereksperimen dan berpikir di luar kotak.
4. Percobaan (Experimentation)
Anjurkan anak-anak untuk mencoba solusi atau ide yang mereka miliki. Ini bisa berupa membangun sesuatu, membuat sketsa, atau melakukan percobaan sederhana. Biarkan mereka bereksperimen dan belajar dari hasilnya. Ingatkan mereka bahwa mencoba dan gagal adalah bagian dari proses pembelajaran.
5. Evaluasi (Evaluation)
Bantu anak untuk mengevaluasi hasil dari percobaan mereka. Ajarkan mereka untuk memikirkan apa yang berhasil, apa yang tidak berhasil, dan mengapa itu terjadi. Diskusikan dengan mereka bagaimana solusi dapat ditingkatkan atau ide baru dapat dihasilkan berdasarkan evaluasi ini.
6. Implementasi (Implementation)
Dorong anak-anak untuk mengimplementasikan solusi atau ide terbaik mereka. Bantu mereka untuk melangkah maju dengan keputusan mereka dan mendorong mereka untuk mengatasi tantangan yang mungkin muncul. Ini bisa berarti membuat model, melakukan perubahan, atau berbagi ide dengan orang lain.
Melalui pendekatan ini, anak-anak akan terbiasa dengan proses berpikir kreatif dan pemecahan masalah yang melibatkan pengamatan, empati, ideasi, percobaan, evaluasi, dan implementasi. Meskipun tahapan ini dapat disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak, memperkenalkan mereka pada tahapan dasar Design Thinking akan membantu membangun landasan penting untuk keterampilan yang lebih kompleks di masa depan.
Artikel menarik lainnya: Manfaat Menulis Cerita pada Anak Usia Dini
Prasekolah di Sampoerna Academy
Sampoerna Academy mendorong siswa untuk bertanya, mengeksplorasi, berinovasi dan berkomunikasi, memberikan keterampilan penting yang diperlukan untuk kepemimpinan di Indonesia dan luar negeri. Ditambah dengan kredensial akademik yang diakui secara internasional, kami membekali siswa untuk bersaing dan berhasil di setiap tahap kehidupan.
Prasekolah Sampoerna Academy menyediakan program pendidikan yang dirancang khusus untuk anak usia 2 hingga 6 tahun. Program ini mengintegrasikan pembelajaran akademik dengan pengembangan sosial-emosional, keterampilan kognitif, dan kreativitas anak. Sampoerna Academy menerapkan pendekatan pembelajaran yang aktif, berbasis proyek, dan bermain untuk memastikan anak-anak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Prasekolah di Sampoerna Academy memiliki fasilitas yang modern dan nyaman, termasuk ruang bermain, perpustakaan, laboratorium sains, dan fasilitas olahraga. Kami juga menawarkan program ekstrakurikuler yang beragam, seperti seni, musik, tari, olahraga, dan bahasa Inggris.
Selain itu, Sampoerna Academy juga memiliki sekolah dasar yang berfokus pada pendidikan yang berkualitas untuk anak-anak usia 6 hingga 12 tahun. Sekolah dasar Sampoerna Academy menawarkan kurikulum yang komprehensif meliputi pembelajaran akademik yang kuat, pengembangan karakter, dan pengembangan keterampilan berpikir kritis. Mereka menekankan pada pembelajaran berbasis proyek, kolaboratif, dan keterampilan 21st century.
Sampoerna Academy berkomitmen untuk menyediakan lingkungan pendidikan yang positif, mendukung, dan memotivasi untuk setiap anak. Kami memiliki pendekatan yang berfokus pada kebutuhan individual anak, mendorong kemandirian, kreativitas, dan kepercayaan diri. Guru-guru yang berkualitas dan berpengalaman berperan dalam membantu anak-anak mencapai potensi terbaik mereka.
Kunjungi situs web kami untuk informasi lebih lanjut tentang pendaftaran dan biaya sekolah. Jadilah bagian dari Sampoerna Academy yang akan membantu mereka meraih impian besarnya! Ikuti proses penerimaan siswa baru tahun ajaran 2023-2024 disini. Recruitment Team kami akan segera menghubungi untuk memberi informasi lebih detail.
Download Sampoerna Academy Booklet for Free!