Waktu yang ada dalam kehidupan terbagi menjadi tiga, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa depan. Ketiga masa ini tentu saja meliputi kehidupan setiap individu. Kejadian pada masa lampu seringkali dibahas sebagai sebuah sejarah.
Dalam membahas sejarah tentu tidak semudah yang dibayangkan. Harus ada runtutan kejadian, waktu, dan aspek-aspek yang ada di dalamnya. Untuk itu, perlu dilakukan cara berpikir sinkronik agar sebuah kejadian di masa lampau dapat digali secara utuh.
Apa itu berpikir sinkronik? Lalu, bagaimana penerapannya pada sebuah kejadian yang sudah lampau? Yuk simak artikel berikut ini tentang beberapa hal mengenai berpikir sinkronik.
Pengertian Berpikir Sinkronik
Berpikir sinkronik berhubungan dengan suatu kejadian di masa yang terbatas. Sinkronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘Syn’ yang berarti ‘dengan’ dan ‘Khronos’ yang berarti ‘waktu’ atau ‘masa’. Sinkronik adalah menyempit dalam waktu, melebar dalam ruang. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sinkronik berarti segala sesuatu yang bersangkutan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi di suatu masa. Lebih mudahnya, sinkronik adalah sebuah metode pengembangan atau metode analisis yang dilakukan terhadap suatu kejadian di masa lampau pada masa yang tertentu, namun menekankan pada struktur, yaitu meluas dalam ruang. Dalam metode ini, analisis dilakukan secara runtut setiap bagian yang berhubungan dengan kejadian masa lampau, dari mulai waktu kejadian, tempat, tokoh, sebab, dan dampak. Juga dari setiap aspeknya, baik sosial, ekonomi, politik, dan lainnya. Semua aspek dibahas dan dianalisis secara menyeluruh dan meluas. Berpikir sinkronik seringkali digunakan dalam ilmu sosial.Makna Dari Berpikir Sinkronik
Sebagaimana yang sudah dijelaskan mengenai arti dari berpikir sinkronik, dapat diambil garis besarnya. Yakni makna dari berpikir sinkronik adalah untuk melihat aspek sebenarnya yang menjadi pengaruh dalam terjadinya sebuah kejadian di masa lampau dan apa saja yang dipengaruhi dari adanya kejadian tersebut. Jika dilihat lebih mendalam, berpikir sinkronik dalam mengkaji kejadian di masa lampau sangatlah penting, karena dapat mengurai dengan lebih mendetail dan menyeluruh di masa tertentu. Baca juga: Pembelajaran Kontekstual, Pengertian, Manfaat & PrinsipCiri-ciri Berpikir Sinkronik
Apa sajakah ciri-ciri dari berpikir sinkronik? Berikut pembahasannya;-
Mengkaji kejadian yang terjadi di masa lampau
-
Memiliki sifat horizontal
-
Kajian yang lebih sempit
-
Bersifat serius dan lebih sulit
-
Titik berat kajian pada struktur
Penggunaan Pendekatan Berpikir Sinkronik Pada Sejarah
Pendekatan dengan berpikir sinkronik dapat digunakan dalam analisis peristiwa sejarah. Konsep berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah artinya menganalisis suatu kejadian pada sejarah masa lampau dalam kurun waktu tertentu saja dengan runtut, mendetail, dan mendalam sehingga diperoleh data atau informasi yang lengkap. Tujuan berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah adalah agar setiap kejadian dalam sejarah bisa dipahami lebih mendalam dan mempermudah kita dalam mengetahui informasi bukan hanya dari kronologinya saja, namun juga dari berbagai aspek lainnya.Penerapan Pendekatan Berpikir Sinkronik
Dalam melakukan analisis suatu kejadian dengan cara berpikir sinkronik, yaitu menggunakan 5w + 1H;- What : Apa yang terjadi? Kita harus mengetahui secara garis besar mengenai apa yang terjadi pada kejadian yang sedang dianalisis.
- Who : Siapa saja yang terlibat dan siapa saja yang akan dianalisis?
- When : Kapan waktu kejadian itu berlangsung? Dengan pendekatan berpikir sinkronik, waktu kejadian difokuskan pada waktu tertentu yang lebih sempit.
- Where : Dimana kejadian pada masa lampau itu berlangsung?
- How : Bagaimana kejadian pada masa lampau itu dapat terjadi? Yakni dengan menitikberatkan pada proses terjadinya suatu kejadian lampau di waktu tertentu termasuk aspek yang dipengaruhi oleh kejadian itu.
Contoh Pendekatan Berpikir Sinkronik Pada Kejadian Masa Lampau
Beberapa contoh sinkronik adalah;-
Keadaan ekonomi Indonesia pada 1998
-
Pembangunan pada era Orde Baru