Hukum Ohm merupakan salah satu ilmu Fisika yang cukup dekat dengan kehidupan sehari-hari, Sebab dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita tidak bisa terlepas dari alat elektronik. Seperti diketahui, nyaris semua alat elektronik membutuhkan aliran listrik untuk bisa dinyalakan atau dioperasikan. Setiap alat listrik memiliki tegangan-tegangan yang berbeda satu sama lain, bergantung dengan kebutuhannya.
Ketika aliran listrik yang diberikan melampaui batas yang dibutuhkan dari alat tersebut, maka kemungkinan akan membuat alat tersebut justru rusak. Listrik sendiri muncul karena pada dasarnya setiap benda mengandung dua jenis muatan, yaitu positif (proton) dan negatif (elektron). Dan ketika muatan negatif atau elektron bergerak, maka akan muncul arus listrik. Mengapa bisa demikian?
Dalam ilmu fisika, aliran listrik itu dapat dijelaskan melalui salah satu teori yang dikenal dengan nama Hukum Ohm. Apa itu Hukum Ohm? Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai Hukum Ohm beserta dengan rumusnya.
Pengertian Hukum Ohm
Hukum Ohm pertama kali dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Jerman bernama George Simon Ohm pada tahun 1827. Hukum Ohm dicantumkan oleh George Simon Ohm melalui karyanya yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically”. George Simon Ohm meninggal pada 6 Juli 1854. Berkat jasanya di bidang pengetahuan mengenai listrik, namanya diabadikan sebagai satuan hambatan listrik, yaitu Ohm atau dilambangkan dengan omega. Hukum Ohm pada dasarnya adalah hukum yang menjelaskan mengenai kaitan antara tegangan atau beda potensial, arus listrik, serta hambatan di dalam rangkaian listrik. Jadi Hukum Ohm ini adalah hukum dasar yang menjelaskan bahwa arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan tegangan yang didapatkannya, tetapi arus berbanding terbalik dengan hambatan. Arus listrik dapat mengalir melalui penghantar disebabkan karena adanya perbedaan tegangan atau beda potensial yang ada di antara dua titik di dalam penghantar. Proses aliran arus listrik ini terjadi pada rangkaian listrik tertutup, seperti di dalam barang-barang elektronik, seperti TV, mesin cuci, kulkas, dan lain sebagainya. Seperti diketahui, alat elektronik dapat dioperasikan atau menyala karena adanya listrik yang dialirkan oleh suatu sumber tegangan.Bunyi Hukum Ohm
Bunyi hukum Ohm yang dipaparkan oleh George Simon Ohm antara lain: “Besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar akan sebanding dengan tegangannya, dalam suhu yang tetap.” Dari pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa perbandingan antara tegangan dengan arus listrik disebut dengan hambatanHambatan Listrik
Hukum Ohm dapat digunakan untuk mengukur nilai hambatan listrik atau disebut juga dengan resistor yang dibutuhkan dalam suatu rangkaian listrik. Hambatan listrik ini sendiri merupakan perbandingan antara tegangan listrik atau beda potensial dengan besarnya arus listrik. Resistor ini merupakan suatu komponen dasar yang digunakan untuk membatasi aliran listrik di dalam suatu rangkaian listrik. Seperti yang telah dijelaskan, satuan dari hambatan listrik ini adalah Ohm yang berasal dari nama George Simon Ohm.. Sesuai dengan penjelasan Hukum Ohm, suatu penghantar jika memiliki hambatan satu ohm, maka arus listriknya juga sebesar satu ampere. Hal itu dapat terjadi karena ada beda potensial di antara ujung penghantar yang memiliki besar satu volt. Baca juga: Hukum Archimedes: Sejarah, Bunyi, Rumus, dan Contoh SoalJenis-jenis Hambatan
Hambatan dapat dibagi menjadi dua jenis, dua jenis itu dibedakan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Yaitu:-
Resistor Tetap
-
Resistor Variabel
Mengukur Hambatan
Cara mengukur besaran hambatan listrik terbagi menjadi dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.-
Langsung
-
Tidak Langsung
Rumus Hukum Ohm
Secara matematis, rumus hukum Ohm adalah sebagai berikut: R = V/I I = V/R V = I x R Keterangan: R = Hambatan Listrik (O) V = Tegangan Listrik atau Beda Potensial (V) I = Arus Listrik (A) Persamaan hukum Ohm di atas menjelaskan hubungan kuat arus dengan beda potensial pada sebuah hambatan tetap.Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik merupakan lintasan yang dilewati oleh arus listrik yang dimulai dari sumber tegangan, dan kemudian kembali lagi. Dengan kata lain, semua bagian harus menghantarkan listrik dan saling berhubungan. Pada dasarnya, rangkaian listrik terdiri menjadi dua jenis, yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel. Seri disusun secara horizontal bersebelahan. Contoh alat yang memanfaatkan rangkaian seri adalah senter. Sedangkan rangkaian paralel disusun secara vertikal berjajar. Cara penghitungan Hukum Ohm di dalam setiap rangkaian itu sendiri berbeda, berikut penjelasannya.-
Resistor Seri
-
Resistor Paralel
-
Kapasitor Seri
-
Kapasitor Paralel