Irigasi merupakan upaya penyediaan serta pengaturan air yang dipakai dalam menunjang pertanian, irigasi juga disebut sebagai pembuangan air buatan dari sumber air yang tersedia ke lahan. Tujuan adanya sistem irigasi untuk mengalirkan air secara teratur sesuai dengan kebutuhan. Biasanya sistem ini dipakai untuk suplai kebutuhan tanaman guna mendukung pertumbuhan.
Contoh penggunaan sistem ini seperti pada pengembangan daerah rawa, guna memastikan kematangan di daerah rawa selain untuk pertanian. Selain itu juga untuk pengendalian banjir dan pengaturan sungai, waduk serta masih banyak lagi. Karenanya sangat penting dalam mengetahui lebih jauh mengenai irigasi dan sistem yang ada di dalamnya.
Maka dari itu, salah satu siswa Sampoerna Academy melakukan proyek mempelajari sistem irigasi agar lebih memahami lebih dalam mengenai sistem tersebut. Memang di Sampoerna Academy, tidak hanya diajarkan teori saja, melainkan ada juga praktek yang dilakukan sesuai dengan 21st Century Learning.
Pengertian Irigasi
Irigasi adalah usaha dalam penyediaan dan pengaturan air dalam menunjang pertanian, irigasi juga dijadikan sebagai pembuangan air buatan. Dari sumber air yang tersedia ke lahan pertanian dengan mengalirkan secara teratur sesuai dengan kebutuhan tanaman saat suplai infiltrasi tanah tidak mencukupi dalam mendukung pertumbuhan tanaman sehingga dapat tumbuh normal.
Sesuai dengan Undang-undang No.7 Tahun 2004 pasal 41 ayat 1 berkaitan dengan sumber daya air, disebutkan bahwa irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pengeluaran air untuk menunjang pertanian. Termasuk irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air tanah dengan pompa dan irigasi tambak.
Apa itu irigasi menurut Undang-udang Nomor 7 Tahun 2004, disebutkan irigasi meliputi penyediaan, pengaturan dan pembuangan air guna menunjang pertanian. Kemudian pengertian irigasi dalam UU No.7 Tahun 2004 tak lebih sekadar upaya penyediaan air untuk tujuan pertanian, tetapi cakupan yang lebih luas, irigasi merupakan contoh pemanfaatan sungai dalam bidang pertanian.
Tujuan Irigasi
Dibangunan sistem pengairan ini tentu memiliki tujuan tersendiri, sesuai dengan standar perencanaan irigasi KP-01 di mana irigasi disebut sebagai suatu sistem penyediaan air terhadap lahan pertanian guna memenuhi kebutuhan tanaman agar tetap tumbuh dengan baik. Sementara itu tujuan irigasi meliputi beberapa hal seperti berikut ini.
Tujuan langsung adanya pembangunan sistem pengairan adalah untuk menambah air di lahan pertanian. Selain itu sistem pengairan ini juga dipakai untuk memenuhi kebutuhan air ketika dalam kondisi tidak turun hujan. Kemudian tujuan tidak langsungnya seperti untuk menunjang usaha pertanian, mengatur suhu tanah dan meningkatkan kualitas air.
Sementara itu tujuan utama sistem pengairan adalah untuk meningkatkan persediaan air tanah, menambah pasokan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara menyimpan air pada satu titik, untuk membuat air bisa meresap ke dalam tanah dan dipakai sesuai kebutuhan pertanian dalam lingkungan tersebut.
Jenis-jenis Irigasi
Irigasi Permukaan
Sistem yang menyadap air eksklusif di sungai lewat bangunan bendung dan bangunan pengambilan bebas. Untuk kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi lewat saluran hingga ke lahan pertanian, sistem irigasi ini dikenal dengan saluran irigasi primer, sekunder dan tersier. Prosesnya dari tanah yang tinggi akan menerima air lebih dulu.
Irigasi Pompa Air
Irigasi pompa air merupakan irigasi yang airnya diambil dari sumur dan dinaikkan lewat pompa air, kemudian dialirkan memakai banyak cara. Seperti memakai pipa atau saluran atau bangunan penahan air untuk irigasi berupa dam parit, di musim kering irigasi ini bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah.
Irigasi Gravitasi
Merupakan sistem irigasi yang memanfaatkan gaya tarik bumi, air akan mengalir ke loka yang membutuhkan dan biasanya jenis irigasi ini dipakai di Indonesia dengan tiga jenis paling populer. Di antaranya adalah irigasi genangan air, genangan berdasarkan saluran, alur dan gelombang dan irigasi penyemprotan (sprinkler irrigation).
Irigasi Tanah Kering
Prinsip irigasi ini memakai irigasi siraman dan penyemprotan, pada pipa tersier dibentuk lewat jalur pohon dan tekanan lebih mini karena hanya menetes. Keuntungan sistem ini terdapat pada bagian atas dan dapat dibagi menjadi tiga jenis, di antaranya irigasi sederhana, irigasi semi teknis dan irigasi teknis.
Irigasi Makro
Sistem irigasi yang hanya mengalirkan air di sekitar akar, beberapa jenis sistem irigasi ini antara lain seperti drip, micro spray dan mini sprinkler. Sistem irigasi jenis ini memberi banyak manfaat, seperti air bisa hemat, laju aliran lebih rendah dan bisa dilakukan dengan penumpukan pada topografi tanah yang berbeda.
Baca juga: Yuk Cari Tahu Cara Kerja Disinfektan & Penggunaan yang Tepat
Sistem Irigasi yang Ada di Indonesia
Berdasarkan Status Jaringan
Irigasi pemerintah, jaringan yang dibuat dan pengelolaannya oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Irigasi jenis ini biasanya dibuat untuk skala yang besar.
Irigasi desa, sistem pengairan yang pembangunan dan pengelolaan dilakukan masyarakat desa, biasanya memiliki ukuran 100 hingga 500 hektar dengan jaringan sederhana.
Irigasi swasta, dibangun dan dikelola oleh swasta atau perorangan dengan tujuan memenuhi kebutuhan sendiri, seperti usaha membuka perkebunan.
Berdasarkan Tingkat Teknis
Irigasi teknis, berupa pengairan yang tingkat airnya bisa diatur dan diukur, sistem ini juga dilengkapi dengan pintu guna mengatur air masuk dan keluar.
Irigasi setengah teknis, sistem pengairan ini bisa diatur tetapi tidak dapat diukur dan selain itu dilengkapi dengan pintu namun tidak mendapat alat ukur.
Irigasi sederhana, sistem pengairan yang tidak dilengkapi dengan bangunan ukur atau pintu namun jika dipasang pintu biasanya bersifat tidak permanen dan sangat sederhana.
Berdasarkan Aplikasi Air
Irigasi genangan, sistem ini dilakukan dengan cara memberi air pada lahan pertanian seperti contohnya pada menanam padi.
Irigasi sprinkler, sistem ini dilakukan dengan cara menyiramkan air pada tanaman dan bisa dilihat pada tanaman holtikultura atau jenis lain yang butuh banyak air.
Irigasi tetes, disebut juga dengan irigasi drip di mana sistem ini dilakukan dengan meneteskan air di atas tanaman dan sistem ini digunakan untuk tanaman besar yang tak butuh banyak air.
Berdasarkan Sumber Air
Irigasi air permukaan, sistem pengairan dengan sumber yang berasal dari air mengalir di permukaan tanah seperti dari sungai, waduk, danau dan terbagi menjadi lima jenis.
Irigasi air tanah, merupakan sistem pengairan yang memiliki sumber dari air yang terdapat di bawah tanah.
Irigasi tadah hujan, sistem pengairan ini banyak dijumpai di Indonesia dan kebanyakan diperuntukan untuk pengairan sawah.
Berdasarkan Teknik Pemberian Air
Gravitasi, merupakan sistem pengairan dengan air yang mengalir menggunakan metode irigasi. Sumber air ini yang banyak ditemui berasal dari waduk dan pompa air.
Bertekanan, sistem irigasi ini dibuat dengan memanfaatkan tekanan yang caranya dilakukan lewat disiram atau diteteskan.
Berdasarkan Tujuan Penggunaan Air
Irigasi persawahan, sistem pengairan ini dibuat untuk membantu proses pertanian sawah atau lahan budidaya lainnya.
Irigasi tambak, sistem pengairan jenis ini diperuntukan untuk daerah pertambakan yang jelas membutuhkan banyak air.
Project Students SA – G8 MADELEINE SUWITA – IRRIGATION SYSTEM
Proyek STEAM dari siswi Sampoerna Academy Medan Grade 8, Madeleine Suwita terinspirasi dari Banaue Rice Rice Terraces yang terdapat di Filipina. Sistem pengairan ini digunakan dengan memanfaatkan air untuk dapat mengangkut manik-manik. Dalam prosesnya, Madeleine membutuhkan beberapa bahan.
Di antaranya seperti alumunium foil, gelas plastik ukuran besar dan kecil, lem cair, gunting, silet dan stik kayu. Alumunium foil dalam hal proyek ini dijadikan sebagai tumpuan air mengalir, ditempatkan di atas dua gelar yang disusun sesuai tingginya dan ditopang oleh stik kayu. Penempatan alumunium foil juga disesuaikan dengan kebutuhan, bisa lurus, berbelok atau yang lain.
Hasilnya dorongan air yang mengalir dari atas mampu menekan manik-manik yang sebelumnya ditempatkan di bagian paling atas tumpuan air mengalir Hingga air pun mendorong manik-manik tersebut untuk sampai ke bagian dasar. Tidak secara langsung karena sirkuit tumpuan dibuat berbelok-belok sekaligus membuktikan sistem ini berjalan.
Proyek Madeleine Suwita terhadap sistem irigasi ini termasuk dalam Project Based Learning (PBL) Sampoerna Academy. Sebuah pendekatan instruksional konstruktivisme, menuntut siswa agar terlibat langsung dalam penyelesaian masalah sesuai dengan minat pribadi. Madeleine Suwita tertarik pada sistem irigasi dan menjadi dasar dilaksanakannya proyek tersebut.
PBL termasuk dalam sistem pembelajaran unggulan milik Sampoerna Academy, yakni STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts and Math). Keahlian STEAM sangat penting bagi Sampoerna Academy mempersiapkan karier masa depan alumni dan keperluan tenaga kerja nasional serta global dengan keterampilan tinggi.
Dari tingkat dasar dan seterusnya, siswa-siswi Sampoerna Academy akan belajar memecahkan dan memecahkan masalah lewat analisis menggunakan perangkat teknologi. Segera bergabung dengan Sampoerna Academy, untuk informasi lebih lanjut dan formulir pendaftaran bisa mengakses tautan yang tersedia di akhir artikel ini.
Untuk informasi lebih lanjut terkait pendaftaran, kurikulum, kunjungan, dan informasi seputar Sampoerna Academy silakan mengisi data di bawah ini.
[formidable id=7]
Referensi