Apa Itu Ferris Wheel atau Bianglala? Sejarah & Proses Manufakturnya

Tak hanya di luar negeri, ferris wheel atau bianglala kincir ria merupakan salah satu wahana taman hiburan yang menyajikan kebahagiaan untuk masyarakat Indonesia. Wahana hiburan yang terdiri dari roda vertikal berukuran besar, dengan tempat untuk duduk atau berdiri dengan jarak yang sama yang terletak di sekitaran luar dari roda vertikal tersebut. Proses pengoperasiannya, kincir ria berputar pada sumbu horizontal dan penunggangnya secara bergantian diangkat dan kemudian diturunkan saat dibawa mengelilingi roda dalam lingkaran. Lantas bagaimana orang bisa masuk dan keluar dari wahana ini? ketika roda berhenti, orang yang duduk di bagian paling bawah bisa keluar atau masuk. Dari rasa penasaran itu, salah satu siswa grade 8 Sampoerna Academy BS, Cassia, mengerjakan proyek model ferris wheel. Yuk simak keseruan proyek yang dikerjakan ini di bawah ini. Namun sebelum itu, pahami terlebih dahulu mengenai pengertian ferris wh

Apa Itu Ferris Wheel atau yang Kita Kenal Sebagai Bianglala Kincir Ria?

Bianglala sebenarnya dikaitkan dengan pelangi, namun permainan kincir raksasa yang berwarna-warni terinspirasi pemakaian kata ini untuk menyebutkan namanya. Merujuk pada ferris wheel artinya  kincir ria pertama di dunia yang dibangun oleh George Washington Gale Ferris, Jr di Chicago. Bianglala in english disebut dengan Chicago Wheel atau roda chicago. Ferris wheel di Chicago ini memiliki tinggi hingga 80,4 meter atau 264 ft, di tahun 1893 wahana ini menjadi atraksi terbesar di World’s Columbian Exposition. Meskipun di awal pembangunannya, ferris wheel dipakai agar bisa menyaingi menara tertinggi di dunia saat itu, Menara Eiffel di Paris, Perancis dengan ketinggian mencapai 324 meter. Seiring waktunya kincir ria tersebut pernah dibongkar untuk kemudian dibangun kembali pada 1895 di dekat Lincoln Park, Chicago. Kemudian dibongkar lagi dan ketiga kali sekaligus yang terakhir di Pameran Dunia 1904 di St. Louis Missouri. Sejarah kincir ria pertama di dunia berakhir, di tahun 1906 saat kembali dibongkar.

Sejarah Ferris Wheel

ferris wheel George Washington Gale Ferris Jr merupakan lulusan dari Institut Politeknik Rensselaer, saat itu pemikirannya merancang ferris wheel usai membangun jembatan di Pittsburgh, Pennsylvania. Karier George dimulai di bidang industri kereta api, lalu menaruh minatnya pada pembangunan jembatan. Ia sangat memahami bagaimana kebutuhan struktur baja yang terus meningkat. Hingga mendirikan G.W.G Ferris & Co di Pittsburgh, perusahaan yang didirikannya itu bertugas untuk menguji dan memeriksa logam untuk rel kereta api dan pembangunan jembatan. Pertama kali ferris wheel dibangun pada tahun 1892-1893, digunakan dinamit untuk dapat menembus lapisan es yang memiliki ketebalan hingga satu meter sebelum fondasi ferris wheel dibangun. Dipakai juga semburan uap untuk menghalau kotoran yang mencair, lalu mencegah semen yang baru dituang agar tidak membeku. Kayu yang menumpuk didorong hingga mencapai 10 meter ke bawah tanah, kemudian di atasnya diletakkan kisi-kisis baja yang sebelumnya sudah diisi dengan semen, desain awal hiburan ini dimungkinkan berdasar pada kincir untuk mengangkat air irigasi. Di tahun 1893 dilakukan uji coba dengan antisipasi besar tanpa ada kecemasan, mesin penggerak roda dengan tenaga ketel uap untuk bisa mengalirkan uap lewat pipa besar di bawah tanah sebagai penggerak piston dari mesin. Awalnya Ferris dan Gronau tidak mengakui keajaiban teknik dari kincir ini, lewat perhitungan matematika dan kualitas besi serta baja yang dipakai. Saat dijalankan pertama kali, kabin-kabin penumpang belum dipasang meskipun saat itu para pekerja menempatkan diri di antara jari-jari kincir. Gronau kemudian menganggap jika uji coba yang dilakukan saat itu berlangsung sukses, meskipun Ferris sendiri saat itu tidak menghadiri peluncuran penemuannya dan hanya mengirim pesan selamat serta terima kasih lewat telegram. Baca juga: Pengertian Oksidasi, Contoh, dan Cara Mencegahnya

Bahan Baku Ferris Wheel

Sebagian besar komponen dibuat oleh pabrikan, baha menjadi bahan baku paling umum yang digunakan untuk membuat sasis trailer, menara penyangga roda, jari-jari roda dan cross members roda. Beragam bentuk baja struktural yang dipakai tergantung dari aplikasinya, termasuk tabung persegi, bulat, sudut, saluran hingga balok berflensa lebar. Kemudian plat tabak berlian aluminium dipakai sebagai jalan masuk dan keluar untuk operator, alumunium berfungsi untuk membuat jok dan pelek sebagai penggerak yang digulung dari bahan sudut aluminium. Alat ini nanti dipasang ke jari-jari untuk membentuk lingkaran besar dengan diameter sekitar 10 kaki atau 3 meter lebih kecil dari pelek luar roda. Bantalan untuk kursi dibuat dari busa poliuretan, bahan yang membentuk kulit padat dan halus di bagian luar sementara di dalamnya tetap menjadi busa yang bisa dikompres. Selain itu ada juga nion yang dipakai untuk beberapa bushing dan plastik penolik dalam beberapa komponen listrik. Kabel pendukung di dalam struktur roda dengan penutup plastik sebagai perlindungan dari elemen.

Rancangan Ferris Wheel

ferris wheel Wahana ferris wheel dirancang untuk diangkut di jalan agar bisa dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain sesuai dengan batasan lebar, tinggi dan panjang kendaraan di jalan raya secara keseluruhan. Batasan bisa bervariasi dari satu negara dan negara lain, untuk negara bagian di Amerika Serikat membatasi trailer dengan variasi ukuran sesuai cara kerja bianglala. Terlepas dari besar dan kecilnya kincir ria saat dibuka dan dioperasikan, ferris wheel harus bisa dilipat untuk memenuhi batasan saat melaju di jalan raya. Selain itu wahana ini harus dirancang untuk operasi dengan aman. Karena itu diperlukan perhitungan matang guna memastikan gaya horizontal dan vertikal dari roda yang berisi penuh dengan dukungan roda saat beroperasi.

Proses Manufaktur Ferris Wheel

Proses pembentukan yang dipakai dalam membuat ferris wheel bervariasi, didasarkan pada desain kincir dan pabrikannya. Sebagian besar komponen dibuat di berbagai bengkel, sebelum dibawa ke area konstruksi utama untuk perakitan akhir. Urutan operasi khas yang digunakan membangun kincir ria untuk bisa diangkut dalam karnaval dan pameran. Dalam pengoperasiannya, roda memiliki diameter bianglala adalah sekitar 60 kaki dan kapasitas membawa hingga 48 pengendara dalam 16 kursi. Kincir berputar pada as roda sebesar 64,4 ton dengan tinggi 13,8 meter terdiri dari pipa yang beratnya mencapai 40,5 ton. Wahana ini memberi hiburan selama beberapa ratus tahun yang lalu, bahkan untuk masa depan.

Praktek Students SA - G8 CASSIA – FERRIS WHEEL MODEL

ferris wheelProyek model Ferris Wheel dikerjakan Cassia siswi Grade 8 Sampoerna Academy BS, tujuan dilakukannya proyek ini adalah Cassia ingin menyelidiki prinsip-prinsip di balik gaya sentripetal, gravitasi dan distribusi berat yang seimbang melalui pembuatan kincir ria. Beberapa bahan yang dibutuhkan Cassia dalam proyeknya ini antara lain seperti berikut.
  • Styrofoam sebagai penyangga dan pilarnya.
  • Kardus sebagai roda untuk ferris wheel.
  • 6 kotak untuk pot yang disambungkan pada roda.
  • Stik sebagai penyangga kotak pot pada roda.
ferris wheelLangkah pertama dalam pengerjaan proyek ini adalah memotong kardus yang dijadikan sebagai roda, butuh ketelitian dalam membuatnya agar mendapat keseimbangan. Jarak enam kotak pot yang diletakkan pada roda membentuk sudut 60 derajat, pot kotak ini dibuat dari kertas manila. Untuk menempatkan pot ini pada roda memakai stik. Langkah selanjutnya adalah memasang roda yang sudah dipasang pot tadi ke penyangga yang terbuat dari styrofoam. Untuk mengisi kekosongan ruang pada roda di bagian tengah, dipakai roll tisu sebagai penghubung dan agar roda bisa berputar. Langkah selanjutnya adalah mencoba memutar roda, hal penting yang harus diperhatikan apakah pot berada pada posisi yang sama saat diputar. ferris wheelPot tidak dan posisinya menyesuaikan dari pergerakan roda karena Cassia tidak menguncinya pada stik yang menghubungkan dua bagian roda. Itulah kuncinya menurut Cassie, gaya gravitasi tetap membuat pot pada posisi seharusnya. Cassia menunjukkan bagaimana penerapan dari Project Based Learning (PBL) yang diterapkan Sampoerna Academy dalam pembelajaran. PBL merupakan pendekatan instruksional konstruktivis yang membuat Cassie atau siswi lainnya terlibat dalam penyelesaian masalah sesuai dengan minat yang diambil. Seiring pembelajaran ini, diterapkan pula kolaborasi dan pembelajaran personal yang masuk dalam proyek STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts dan Math) di Sampoerna Academy. Segera bergabung dengan Sampoerna Academy melalui tautan yang disertakan di bawah artikel ini. Sampoerna Academy menerapkan sumber daya digital terbaik saat pembelajaran di dalam kelas, perangkat belajar terbaik yang memungkinkan para siswa menikmati pelajaran tak hanya di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Untuk informasi lebih lanjut terkait pendaftaran, kurikulum, kunjungan, dan informasi seputar Sampoerna Academy silakan mengisi data di bawah ini. [formidable id=7] Referensi Wikipedia

Daftar Sekarang

Tim kami akan menghubungi Anda setelah Anda mengirimkan formulir.

*
Note Wa