Belajar merupakan hal yang membutuhkan ketertarikan, terutama bagi siswa di dalam kelas dan untuk mengatasi permasalahan ini diterapkannya sistem pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran yang disebut menyenangkan dan mampu menarik perhatian para siswa didik untuk lebih tertarik memahami pelajaran yang sedang dipelajari.
Pembelajaran yang dikenal dengan Contextual Teaching dan Learning (CTL) tak hanya membuat anak didik tertarik belajar ilmu pengetahuan. Tetapi juga membuat mereka lebih aktif dalam prosesnya, karena anak didik diajak untuk berusaha mempelajari konsep dan dibarengi dengan penerapan di dunia nyata, merangsang otak dalam menyusun pola pembentuk makna.
di Sampoerna Academy sendiri menerapkan salah satunya metode belajar sambil praktek diterapkan di semua kelas untuk memotivasi eksplorasi, kolaborasi, kreativitas, serta penerapan pengetahuan dan keterampilan. Siswa belajar tentang tanggung jawab pribadi dan pengembangan keterampilan interpersonal. Yuk simak terkait pembelajaran kontekstual pada artikel ini.
Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah salah satu model dari pembelajaran yang dipakai dalam membantu guru, digunakan untuk mengaitkan materi pelajaran yang situasinya ada di dalam kehidupan nyata. Dalam proses model pembelajaran kontekstual menekankan pada pemikiran kritis, selain itu adapula pengumpulan, analisa hingga penafsiran informasi dari banyak sumber. Konsep ini membuat jalannya pembelajaran tidak hanya fokus pada pemberian pengetahuan secara teori, namun juga pada proses keterlibatan dalam menemukan materi dan menghubungkan terhadap situasi di kehidupan nyata. Untuk membedakannya pembelajaran ini dengan metode yang lain, tentu harus memahami dengan benar terkait pengertiannya. Pembelajaran kontekstual termasuk dalam konsep belajar yang membantu tenaga pengajar atau guru saat memberi materi pelajaran. Model pembelajaran ini bersifat eksklusif, namun digabung dengan model-model pembelajaran yang lain seperti penemuan, keterampilan proses, eksperimen, demonstrasi, diskusi dan lain sebagainya. Pendekatan kontekstual dalam sistem pembelajaran dapat diimplementasikan dengan baik, dengan dituntut adanya kemampuan dan kualitas guru secara inovatif. Selain itu diperlukan juga kreativitas, dinamis, efektif dan efisien dari para guru untuk menciptakan pembelajaran dapat berlangsung secara kondusif. Baca juga: Pengertian Bimbingan Konseling, Manfaat, Fungsi dan TekniknyaPengertian Menurut Para Ahli
-
Menurut Depdiknas
-
Menurut Elaine B. Johnson
-
Menurut Wina Sanjaya
-
Menurut Suherman
Tujuan Pembelajaran Kontekstual
Sama seperti sistem pembelajaran pada umumnya, contoh pembelajaran kontekstual ini juga memiliki tujuan dan dilakukan bukan tanpa alasan. Setidaknya terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai ketika metode tersebut diterapkan di sekolah. Berikut beberapa tujuan yang merupakan target untuk dicapai dengan sistem pembelajaran kontekstual.- Meningkatkan ketertarikan anak didik agar senang dalam kegiatan belajar, karena itu mereka bisa mendapat ilmu pengetahuan yang sifatnya fleksibel serta aplikatif dalam kehidupan nyata.
- Sistem ini juga digunakan untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik, lewat peningkatan pemahaman makna dari materi pembelajaran yang sedang dipelajari.
Manfaat Pembelajaran Kontekstual
Dengan melakukan penggabungan antara materi yang dipahami dan dipelajari peserta didik, kemudian mempelajari bagaimana pengetahuan terhadap konsep akademis seperti matematika, fisika dan biologi. Ini sangat bermanfaat bagi peserta didik di kehidupan nyata, selain itu ada beberapa manfaat lain yang bisa didapat dari konsep ini.- Mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir secara cermat, kritis, logis dan sistematis.
- Mendapat pemahaman yang bisa bertahan lebih lama dan mudah diingat oleh peserta didik, karena selain memahami juga bisa diterapkan.
- Manfaat lain dari konsep ini yang didapat peserta didik adalah menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar di kehidupan nyata.
- Kemudian manfaat terakhir dari sistem pembelajaran ini adalah meningkatkan kreativitas peserta didik dalam hal permasalahan yang ada di sekitar serta disesuaikan dengan keilmuan.
Strategi Pembelajaran Kontekstual
- Lewat pemecahan masalah, guru dalam hal ini memberi pembelajaran kasus yang biasa ditemui pada kehidupan sehari-hari.
- Guru kemudian meminta para siswa untuk mencari solusi dari pembelajaran studi kasus yang diberikan guru dari berbagai sumber yang dapat diakses.
- Mengajak peserta didik ke tempat yang mudah digunakan untuk memahami materi pembelajaran, seperti lingkungan sekolah, perpustakaan, museum dan lain sebagainya.
- Membuat peserta didik menjadi seorang pelajar yang memahami pembelajaran secara mandiri, sementara guru hanya berperan sebagai pemberi arahan dan pengontrol.
- Membangun komunikasi efektif yang dapat diterima semua peserta didik di kelas dengan berbagai karakter, sosial, budaya, suku dan sebagainya.
- Memberi penilaian jelas terhadap peserta didik, penilaian yang ada bisa membantu guru dalam membagi tingkat kemampuan serta motivasi peserta didik selama pembelajaran.
Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual
- Memperkenalkan sosok terkait dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa, tujuannya meningkatkan ketertarikan mereka terhadap kegiatan belajar dan memotivasi meraih kesuksesan.
- Membuat rumusan manfaat dan tujuan materi yang akan dipelajari, kemudian menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
- Memberi timbal balik, membuat para siswa bebas dalam melakukan eksplorasi sehingga mereka dapat menemukan cara belajar yang sesuai.
- Mengarahkan serta membimbing anak didik selama proses pembelajaran yang dilakukan secara mandiri ketika melakukan eksplorasi.
Prinsip Pembelajaran Kontekstual
-
Prinsip Ketergantungan
-
Prinsip Diferensiasi
-
Prinsip Organisasi Diri
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Proses pendekatan pembelajaran ini menuntut adanya kemampuan dari tenaga pengajar atau guru ketika menggambarkan bagaimana kehidupan dunia nyata di dalam kelas. Hal ini bertujuan agar peserta didik bisa lebih mudah dalam memahami inti dari hal yang sedang dipelajari saat itu, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.- Sikap dari para peserta didik yang selalu aktif dalam bertanya, mengenai apa saja yang menjadi rasa penasaran mereka.
- Siswa aktif dalam mencari ilmu pengetahuan secara tersusun konstruktif atau dengan menerapkan cara membangun.
- Para siswa yang ada di dalamnya aktif dalam menemukan konsep sistem pengetahuan dan menerapkan cara berpikir kritis.
- Para siswa belajar bersama tak hanya di dalam kelas tetapi juga di lingkungan masyarakat, hingga mampu mencari model.
- Siswa mampu merefleksikan dari pengalaman belajar yang pernah dilalui, kemudian menerapkan penilaian otentik.