Sampah makanan, atau yang dikenal dengan istilah food loss dan food waste, merupakan isu global yang perlu mendapat perhatian serius. Menurut data Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), setiap tahunnya, sekitar 1,3 miliar ton makanan terbuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Angka ini setara dengan sepertiga dari total produksi makanan dunia.
Di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampah makanan mencapai 48 juta ton per tahun. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia, setelah Arab Saudi.
Pengertian Food Loss
Food loss adalah sampah makanan yang berasal dari bahan pangan yang masih mentah namun sudah tidak bisa diolah menjadi makanan dan akhirnya dibuang begitu saja.
Pada tahap produksi, food loss dapat terjadi dikarenakan berbagai faktor seperti musim panen yang tidak menguntungkan, teknik budidaya yang kurang tepat, dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
Food loss dapat memiliki dampak yang luas, baik bagi lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Secara lingkungan, food loss berkontribusi terhadap perubahan iklim, emisi gas rumah kaca, dan degradasi lahan. Secara ekonomi, food loss menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, baik bagi para petani, produsen, maupun konsumen. Secara sosial, food loss dapat menyebabkan kelaparan dan malnutrisi.
Pengertian Food Waste
Food waste adalah makanan yang masih layak untuk dikonsumsi tetapi dibuang dan akhirnya menumpuk di TPA. Food waste yang menumpuk dapat menghasilkan gas metana dan karbondioksida yang memiliki dampak negatif untuk bumi.
Food waste dapat disebabkan dari makanan yang tidak habis, membeli makanan yang tidak sesuai dengan porsi makananmu, dan gaya hidup yang menghabiskan makanan dalam jumlah yang besar.
Dampak Food Loss dan Food Waste
Dampak Lingkungan
- Food loss dan food waste menyebabkan polusi udara
- Makanan yang terbuang di tempat pembuangan sampah akan membusuk dan melepaskan metana, gas rumah kaca yang berbahaya
- Metana memiliki potensi pemanasan 25 kali lebih besar daripada karbon dioksida. Hal ini berkontribusi pada perubahan iklim dan pemanasan global. Selain itu, produksi makanan membutuhkan banyak sumber daya alam, seperti lahan, air, energi, dan pupuk
- Ketika makanan hilang atau terbuang, sumber daya ini terbuang sia-sia
- Hal ini menyebabkan degradasi lingkungan dan penipisan sumber daya alam
Dampak Ekonom
- Food loss dan food waste menyebabkan kerugian ekonomi yang besar
- Perkiraan biaya global food loss dan food waste adalah sekitar $2 triliun per tahun
- Kerugian ini mempengaruhi banyak pihak, termasuk petani, produsen makanan, pengecer, dan konsumen
- Petani kehilangan pendapatan karena hasil panen mereka terbuang
- Produsen makanan harus membuang makanan yang tidak laku terjual
Dampak Sosial
- Makanan yang hilang atau terbuang tidak dapat dinikmati oleh orang yang membutuhkan
- Hal ini menyebabkan kekurangan makanan dan kekurangan gizi
- Anak-anak dan wanita hamil sangat rentan terhadap dampak food loss dan food waste
- Mereka memiliki kebutuhan gizi yang lebih tinggi, sehingga kekurangan makanan dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, perkembangan kognitif yang terganggu, dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit
Upaya untuk mengurangi food loss dan food waste
- Pemerintah dapat menetapkan standar yang lebih ketat untuk praktik panen dan penanganan pasca panen
- Produsen makanan dapat berinvestasi dalam teknologi baru untuk mengurangi limbah selama produksi dan pengolahan
- Peritel dapat menerapkan praktik penyimpanan dan penjualan yang lebih efisien
- Konsumen dapat membeli hanya apa yang mereka butuhkan, menyimpan makanan dengan benar, dan memanfaatkan sisa makanan
Sampoerna Academy
Sampoerna Academy menawarkan berbagai program yang bertujuan untuk mengembangkan soft skill dan hard skill para siswanya. Selain itu, sekolah menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan kreativitas, kepemimpinan, dan kerja tim mereka
Untuk mendukung pengembangan soft skill, Sampoerna Academy menerapkan kurikulum Social and Emotional Learning (SEL) yang membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka, mengembangkan hubungan yang positif, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Kami juga menawarkan berbagai program pendidikan kepemimpinan dan karakter yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan komunikasi siswa, serta rasa tanggung jawab sosial mereka.
Kunjungi situs web kami untuk informasi lebih lanjut tentang pendaftaran dan biaya sekolah. Jadilah bagian dari Sampoerna Academy yang akan membantu mereka meraih impian kuliah di luar negeri! Ikuti proses penerimaan siswa baru tahun ajaran 2023-2024 disini. Recruitment Team kami akan segera menghubungi untuk memberi informasi lebih detail.
Download Sampoerna Academy Booklet for Free!