Belakangan, makin banyak sekolah internasional di Jakarta yang memadukan STEAM dan project based learning (PBL). Kedua metode tersebut membantu sekolah membangun dasar pembelajaran dan pemecahan masalah yang kuat dalam diri siswa.
Pendidikan STEAM bukan semata konten kursus. STEAM adalah suatu proses mempersiapkan siswa menjadi ilmuwan, ahli matematika, insinyur, seniman, dan entrepreneur di bidang teknologi. Lantas, bagaimana STEAM dan PBL saling melengkapi dalam pembelajaran siswa sekolah internasional di Jakarta?
Baca Juga: Sampoerna Academy Jakarta
Memaknai STEAM Lebih Dalam
STEAM merupakan akronim Science, Technology, Engineering, Arts and Math. Banyak orang tua menyederhanakan STEAM sebatas pembelajaran pengetahuan di bidang tertentu. Padahal, pendidikan STEAM sekolah internasional di Jakarta justru menstimulasi anak belajar bagaimana berpikir.
STEAM menekankan pada empat komponen utama yang disebut 4Cs, yaitu Creativity, Critical Thinking, Communication and Collaboration. Keempat keterampilan vital tersebut mendorong anak untuk terbiasa dengan problem solving dan berinovasi.
Dengan begitu, pendidikan STEAM membantu anak aktif memecahkan masalah, mendalami apa yang mereka pelajari, dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks dunia nyata. Nah, di sini PBL hadir menjadi satu kesatuan dengan pendidikan STEAM, seperti yang telah diterapkan sekolah internasional di Jakarta.
PBL Bukan Pembelajaran Biasa
Penerapan Project Based Learning (PBL) di sekolah internasional di Jakarta sebenarnya bukan hal baru. PBL merujuk pada cara pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengalami, mencari tahu, dan menemukan sendiri. Siswa lebih dahulu melakukan observasi pada suatu hal yang memancing rasa ingin tahu siswa. Lalu, mereka dituntun membuat suatu hipotesis dan melakukan eksperimen untuk membuktikannya.
Ketika eksperimen tersebut gagal, guru mendorong siswa untuk mengulang sampai menemukan jawaban. Setelah itu, baru guru membantu siswa menarik kesimpulan untuk menjawab pertanyaan yang terlontar sebelumnya. Observasi, hipotesis, eksperimen, dan kesimpulan, beginilah cara project based learning bekerja.
Sinergi STEAM dan PBL dalam Pendidikan
Ketika sekolah internasional di Jakarta mengajarkan siswa metode ilmiah, guru meminta siswa untuk berpikir “bagaimana jika” berdasarkan pengamatan mereka sehari-hari. Isu dunia nyata adalah apa yang mereka hadapi sehari-hari. Misalnya, situasi, produk, orang, maupun tantangan. Bahkan, hal itu dapat berdampak juga pada diri siswa dan lingkungan terdekatnya.
PBL membuka peluang bagi siswa untuk mengeksplorasi dan mengembangkan berbagai opsi yang dapat mengubah lingkungan sekitarnya. Dengan cara tersebut, siswa berlatih berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengeksplorasi berbagai solusi. Sekolah internasional di Jakarta menerapkan PBL sehingga siswa memahami pentingnya berproses.
Pendidikan STEAM mampu beradaptasi dan fleksibel mengikuti kebutuhan program sekolah internasional di Jakarta. Sementara itu, PBL menekankan pada proses, mendorong siswa terkoneksi dengan dunia nyata, dan melakukan kerja kolaboratif lintas disiplin ilmu.
Siswa dapat menguasai STEAM lewat rangkaian aktivitas PBL—mulai dari pemanfaatan teknologi, riset ilmiah, penerapan matematika, integrasi kemampuan membaca dan menulis, serta merancang sesuatu. Keduanya jelas saling melengkapi satu sama lain.
Sampoerna Academy menjadi salah satu sekolah internasional di Jakarta terdepan dalam penerapan STEAM dan PBL. Pengajar di Sampoerna Academy yakin, motivasi belajar anak meningkat saat mereka terlibat dalam membangun sesuatu yang berarti bagi dirinya. STEAM dan PBL adalah suatu perpaduan sempurna yang akan mengeluarkan kemampuan terbaik anak.
Jadi, jika Anda mencari sekolah internasional di Jakarta yang mampu memadukan STEAM dan PBL dengan sempurna, Sampoerna Academy jawabannya!
Referensi
- https://www.pi-top.com/pbl/for-steam/resources#anchor-3
- https://www.edutopia.org/blog/pbl-and-steam-natural-fit-andrew-miller
- https://unpar.ac.id/steam-kenalkan-project-based-learning/