Self-sustained terrarium adalah salah satu contoh inovasi teknologi yang mampu membantu mengembangkan kreativitas dan kesadaran lingkungan pada anak-anak. Dalam pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics), Terrarium menjadi sarana yang tepat untuk mengajarkan berbagai konsep dasar seperti siklus air, fotosintesis, respirasi, dan juga mempertajam keterampilan teknologi dan seni.
Di Sampoerna Academy Medan Citra, G3 Grace Victoria Tedja dan Kate Alessandra Widjaja telah berhasil membuat self-sustained terrarium dengan menggunakan metode pembelajaran STEAM. Melalui proyek ini, mereka berhasil menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan serta membantu memperkaya pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mendorong kreativitas dan kesadaran lingkungan pada diri mereka sendiri serta teman-teman sebayanya.
Sekilas Tentang Terrarium
Self-sustained terrarium adalah sebuah miniatur ekosistem yang terdapat dalam sebuah wadah transparan yang memungkinkan proses fotosintesis dan respirasi terjadi di dalamnya. Terrarium mandiri tersebut dapat menciptakan lingkungan yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman dan hewan kecil di dalamnya. Salah satu keunggulan dari self-sustained terrarium adalah kemampuannya untuk menyediakan semua kebutuhan yang diperlukan oleh tanaman dan hewan di dalamnya secara mandiri, seperti air dan nutrisi yang diperoleh dari siklus air dan siklus karbon dioksida yang terjadi di dalam terrarium. Selain itu, self-sustained terrarium juga mempunyai nilai estetika yang tinggi sehingga sering dimanfaatkan sebagai dekorasi interior atau hiasan meja. Pada artikel kali ini akan dibahas lebih lanjut kreativitas dari siswa Sampoerna Academy yang mengembangkan kreativitas dan kesadaran lingkungan melalui STEAM Projects.![SA Medan Citra G3 Grace Victoria Tedja and Kate Alessandra Widjaja – Making Self Sustained Terrarium](https://steamindonesia.id/wp-content/uploads/2023/02/Grace%20n%20Kate3.jpg)
STEAM Projects – Self-Sustained Terrarium by G3 Grace Victoria Tedja and Kate Alessandra Widjaja
Terrarium adalah sebuah ekosistem mini yang dapat dibuat dalam wadah transparan, seperti kaca atau plastik. Dalam sebuah terrarium, tumbuhan, tanah, dan hewan-hewan kecil seperti kumbang, ulat, dan siput hidup bersama dan menciptakan suatu lingkungan yang berkelanjutan. Terrarium sangat cocok untuk mereka yang tidak memiliki banyak waktu untuk merawat tanaman di luar ruangan atau mereka yang tinggal di apartemen kecil tanpa akses ke taman atau kebun. Dalam proyek SA Medan Citra G3, Grace Victoria Tedja dan Kate Alessandra Widjaja, kedua siswa cerdas ini membuat terrarium yang mandiri dan berkelanjutan. Mereka menggunakan teknik yang disebut dengan self-sustaining closed terrarium atau terrarium tertutup yang mandiri. Terrarium jenis ini tidak memerlukan perawatan rutin seperti penyiraman, pemupukan, atau pemangkasan. Cara membuat terrarium mandiri seperti yang dilakukan oleh Grace Victoria Tedja dan Kate Alessandra Widjaja adalah dengan memilih wadah yang transparan dan menambahkan lapisan tanah, kerikil, dan pasir. Kemudian, tumbuhan yang tahan terhadap kelembaban seperti begonia, paku, atau lumut ditanam di dalamnya. Tanaman ini akan mengeluarkan oksigen dan menjaga kelembaban di dalam wadah. Selanjutnya, mereka menambahkan beberapa hewan kecil seperti siput, kumbang, atau ulat untuk membantu membersihkan lingkungan dan memecah sisa-sisa organik. Hal ini sangat penting untuk menjaga keberlangsungan lingkungan di dalam terrarium. Proyek SA Medan Citra G3 Grace Victoria Tedja dan Kate Alessandra Widjaja mempertimbangkan keberlanjutan dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat seperti botol bekas dan menanam tumbuhan yang berasal dari lingkungan sekitar. Selain itu, terrarium ini tidak memerlukan penggunaan pupuk kimia atau pestisida, sehingga lebih ramah lingkungan. Dalam terrarium mandiri seperti yang dibuat oleh Grace Victoria Tedja dan Kate Alessandra Widjaja, cahaya matahari menjadi sumber utama energi dan kehangatan. Oleh karena itu, tempatkan terrarium di tempat yang terkena sinar matahari namun tidak langsung terkena sinar matahari, seperti di dekat jendela. Terrarium mandiri dapat menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin memiliki kebun mini di dalam rumah dengan perawatan yang minimal. Selain itu, membuat terrarium mandiri juga dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan edukatif, terutama bagi anak-anak yang ingin belajar tentang keberlanjutan dan lingkungan.![SA Medan Citra G3 Grace Victoria Tedja and Kate Alessandra Widjaja – Making Self Sustained Terrarium](https://steamindonesia.id/wp-content/uploads/2023/02/Grace%20n%20Kate.jpg)