Istilah Toxic Relationship biasa digunakan untuk menggambarkan hubungan antara orang yang tidak sehat dan merugikan bagi salah satu atau kedua belah pihak.
Hubungan toksik juga dapat ditemukan di kalangan remaja, dan bahkan dapat memiliki dampak yang lebih besar pada mereka karena masa remaja adalah masa perkembangan dan pencarian identitas yang rentan.
Pertemanan toksik seringkali tidak disadari oleh remaja. Tujuh langkah penting berikut ini dapat menghindari remaja untuk terjebak dalam hubungan pertemanan yang toksik:
Fenomena Toxic Relationship di Kalangan Remaja
Pertemanan toksik pada remaja adalah fenomena yang sering terjadi di masyarakat. Kesehatan emosional dan psikologis remaja dapat terpengaruh oleh pertemanan yang toksik. Teman mungkin merendahkan, mencemooh, atau menyindir satu sama lain dalam hubungan yang tidak sehat. Hal ini dapat membahayakan kesehatan mental remaja dan harga diri mereka. Hubungan biasanya dikontrol oleh salah satu teman. Mereka dapat memaksa remaja lain untuk melakukan hal-hal yang tidak mereka sukai atau mengabaikan pendapat dan kebutuhan mereka. Rivalitas yang berlebihan seringkali merupakan tanda pertemanan yang berbahaya. Teman-teman mungkin tidak nyaman atau cemburu jika remaja lain berhasil atau sukses. Dalam pertemanan toksik, teman-teman juga seringkali tidak membantu satu sama lain; mereka bahkan mungkin tidak peduli dengan masalah atau perasaan teman mereka. Remaja mungkin sangat terikat secara emosional dengan jenis teman seperti ini, sehingga sulit bagi mereka untuk meninggalkan hubungan pertemanan tersebut. Jika seorang remaja mengalami perubahan perilaku yang signifikan setelah menjalin pertemanan dengan seseorang, seperti penurunan prestasi akademik, penarikan diri, atau perubahan emosional, ini dapat menjadi tanda pertemanan yang berbahaya ya, Moms.Menghindari Toxic Relationship pada Remaja
