Jakarta, 22 Oktober 2024 – Menandai satu dekade perjalanan inovatif dalam pendidikan, Sampoerna Academy merayakan 10 tahun kontribusinya di Indonesia sebagai pionir pendidikan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) yang bertujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu dalam mempelajari hal baru dan mengasah kreativitas sehingga menyiapkan siswa yang siap bersaing secara global. Dalam perayaan bertajuk “Sampoerna Academy: A Decade of Dedication”, Sampoerna Academy meluncurkan kampanye baru, #IGNITEtheSpark, sebagai wujud komitmen memperluas akses pendidikan internasional, sekaligus merayakan pencapaian-pencapaian luar biasa yang diraih selama 10 tahun terakhir.
Mustafa Guvercin selaku Director of School Sampoerna Academy mengatakan, “Dalam 10 tahun perjalanan kami di Indonesia, Sampoerna Academy telah ikut berperan aktif dalam mencetak generasi unggul Indonesia yang siap bersaing di tingkat global. Penerapan metode pembelajaran STEAM di sekolah kami telah terbukti membawa siswa meraih prestasi nasional dan internasional, serta diterima di universitas-universitas ternama baik di dalam maupun luar negeri.”
“Tidak hanya unggul dalam prestasi akademik, kami juga telah menjadi tuan rumah STEAM Expo tahunan, yang memamerkan lebih dari 3.000 karya inovatif buatan para siswa berbakat Sampoerna Academy. Tahun ini, STEAM Expo berhasil memecahkan Rekor MURI sebagai ‘Sekolah dengan Pameran Proyek STEAM Terbanyak’,” tambahnya lagi.
Pencapaian lainnya termasuk perkembangan pesat dari Sampoerna Academy, yang sebelumnya memiliki 58 siswa dari dua kampus kecil menjadi 3.000 siswa di tujuh kampus di lima kota besar. Didukung dengan 450 guru dan staf dari 22 kewarganegaraan, dengan 1 dari 5 pengajar Sampoerna Academy memiliki gelar Master atau Doktor. Bahkan, Sampoerna Academy meraih hasil memuaskan dalam beberapa International Examinations, mulai dari Cambridge CheckPoints, IGCSE (International General Certificate of Secondary Education), A Levels, hingga IBDP (International Baccalaureate Diploma Programme).
Selain menyampaikan pencapaian-pencapaian selama 10 tahun terakhir, Sampoerna Academy juga memberikan penghargaan kepada pemenang kategori Siswa Berprestasi (Ansh Singh Rawat, Grade 11), Alumni (Devina Nathania Avianto, Fakultas Hukum UI), serta orang tua (Mrs. Sukma) dan siswa (Faraluna Sabia Gunadi, Grade 10) yang sudah bergabung menjadi bagian dari keluarga Sampoerna Academy sejak awal. Pemberian penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dan dukungan dalam perjalanan 10 tahun Sampoerna Academy di Indonesia.
Acara ini juga turut dihadiri oleh Gisella Anastasia dan Gading Marten yang menceritakan bagaimana tumbuh kembang Gempita Nora Marten, siswi Sampoerna Academy BSD, dari awal masuk sampai sekarang. “Saya sekolahkan Gempi di Sampoerna Academy karena memakai kurikulum berstandar internasional dan metode pembelajaran STEAM yang unik, sehingga Gempi bisa belajar maupun berkarya dengan mudah baik di dalam maupun luar sekolah. Selain itu, teman-teman, guru, dan staf Sampoerna Academy juga sangat suportif bahkan tidak ‘pilih-pilih kasih’ dari awal Gempi masuk. Ini berpengaruh pada pengembangan karakternya, di mana dia menjadi pribadi yang tangguh dan antusias untuk mencoba semuanya dengan pantang menyerah, serta aktif mengikuti perintah yang disampaikan orang lain,” ungkap Gisella dan Gading.
Hal serupa juga ditekankan oleh Roslina Verauli, M.Psi selaku Psikolog Anak yang menjelaskan bagaimana sekolah seharusnya berperan untuk mendukung tumbuh kembang anak sehingga bisa menjadi agen perubahan. “Di era globalisasi digital, pengetahuan saja tidak cukup untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Anak perlu kemampuan berpikir kritis, kreativitas dalam memecahkan masalah, serta karakter yang kuat. Bahkan, anak diharapkan memiliki pemikiran global sekaligus pemahaman yang baik terkait lingkungan multikultural. Oleh karenanya, sekolah memiliki peran penting dalam membentuk anak menjadi agen perubahan dengan melibatkan mereka dalam berbagai kompetisi, baik akademis maupun non-akademis, di tingkat nasional dan internasional. Anak yang berprestasi hingga skala internasional akan menjadi panutan bagi teman-teman sebayanya dan membawa dampak positif bagi dunia.”
Verauli juga membagikan beberapa kriteria yang perlu diperhatikan ketika memilih sekolah yang tepat untuk anak, terutama sekolah dasar. “Mengacu pada teori Copple & Bredekamp (2009), ada sejumlah karakteristik yang harus ada di sebuah sekolah diantaranya ukuran ruang kelas, setting ruang kelas secara fisik, kurikulum yang digunakan, aktivitas harian yang dilakukan, interaksi antara guru dan murid, evaluasi progress murid, hingga relasi bersama orang tua.”
Dalam rangka merayakan satu dekade Sampoerna Academy, terdapat penawaran ‘Special Anniversary Offer’ untuk para orang tua calon siswa. Promo terbatas ini akan dibuka selama penerimaan siswa baru tahun ajaran 2025/2026, yang terdiri dari diskon hingga Rp 59 juta untuk biaya sekolah, bebas biaya pendaftaran ataupun biaya pengembangan sekolah, hingga penawaran eksklusif dari kampus seperti gratis layanan shuttle dan beasiswa.
“Sebagai pemimpin dalam pendidikan STEAM, Sampoerna Academy terus berinovasi dan meningkatkan penawaran pendidikannya dengan berfokus pada beberapa area utama. Mulai dari peningkatan kurikulum dengan mengintegrasikan kemajuan teknologi dan tren industri terkini, menciptakan lingkungan belajar yang inovatif, membangun kemitraan internasional yang strategis, berinvestasi dalam pengembangan profesional berkelanjutan bagi para guru, serta meningkatkan keterlibatan masyarakat. Semoga dengan inisiatif-inisiatif ini kami bisa memperkuat peran kami sebagai pemimpin dalam pendidikan STEAM, serta memberikan dampak signifikan terhadap masa depan pembelajaran baik di Indonesia maupun secara global,” tutup Mustafa.