Istilah anak pertama mengacu pada anak pertama yang dilahirkan oleh pasangan suami-istri dan biasanya merupakan anak pertama dalam keluarga. Dalam beberapa keluarga, peran anak pertama dianggap istimewa karena mereka diharapkan untuk membantu orang tua mengurus adik-adiknya.
Sebagai anak pertama, mereka seringkali mengalami pengalaman pertama dalam keluarga, seperti menjadi pusat perhatian orang tua, menghadapi tekanan untuk menjadi teladan bagi adik-adiknya, dan mendapatkan tanggung jawab lebih dalam keluarga.
Baca juga: 10 Keterampilan Hidup yang Wajib Dimiliki Siswa SMA
Menjadi Anak Pertama di keluarga
Anak pertama biasanya memiliki tanggung jawab yang besar, keinginan yang besar, dan peran sebagai contoh di keluarga. Anak pertama dalam keluarga merasa bertanggung jawab untuk membantu orang tuanya, dan cenderung memiliki karakter menjadi pemimpin yang inisiatif.
Mereka selalu melakukan hal-hal yang hebat dalam berbagai aspek kehidupan dan berusaha untuk membuktikan apa yang mereka katakan. Anak pertama seringkali teliti serta taat dengan aturan, dan bisa menjadi seseorang yang menuntut kesempurnaan.
Meskipun mereka ingin sukses, anak pertama juga memiliki ketakutan akan kegagalan karena tekanan dan harapan yang besar. Mereka bertindak sebagai teladan bagi adik-adiknya dan seringkali berusaha memberikan contoh yang baik.
Fakta Anak Pertama
Menjadi anak pertama dapat membawa banyak perasaan dan pengalaman yang berbeda. Beberapa hal yang mungkin dirasakan dan dialami oleh anak pertama adalah sebagai berikut:
1. Tekanan dan harapan tinggi
Anak-anak pertama sering mengalami tekanan yang lebih besar karena mereka adalah generasi pertama dalam keluarga. Orang tua sering memiliki harapan yang besar untuk anak-anak mereka dalam hal kesuksesan dan keteladanan.
2. Keinginan untuk selalu menyenangkan orang tua
Anak pertama biasanya memiliki keinginan yang kuat untuk menyenangkan orang tua. Mereka mungkin berusaha keras untuk memenuhi harapan orang tua dan merasa puas ketika berhasil melakukannya.
3. Kemandirian yang tinggi
Karena orang tua mungkin tidak memiliki banyak waktu atau energi untuk membantu anak-anak mereka, anak-anak pertama sering belajar menjadi mandiri lebih cepat daripada yang diharapkan.
4. Teladan dan panutan untuk adik
Anak pertama biasanya diharapkan menjadi panutan dan model bagi adik-adiknya. Dalam berbagai situasi, mereka mungkin merasa bertanggung jawab untuk menunjukkan jalan yang benar.
5. Rasa Tanggung Jawab Tinggi
Anak pertama sering memiliki perasaan tanggung jawab yang tinggi dalam keluarga. Mereka mungkin merasa bertanggung jawab untuk membantu orang tua atau menjaga adik-adiknya.
6. Penentu Jalan Keluarga
Anak-anak menjadi sumber inspirasi bagi orang tua dalam pengalaman pertama mereka dengan menjadi orang tua, mengasuh anak, dan menghadapi masalah baru.
7. Ambisi yang kuat
Studi menunjukkan bahwa anak pertama memiliki keinginan yang kuat untuk berprestasi dan membuktikan diri.
8. Dukungan Penuh dari Orang Tua
Anak pertama seringkali mendapatkan dukungan penuh dari orang tuanya dalam mencapai tujuan dan aspirasinya, terlepas dari apakah mereka merasa tertekan atau tidak.
9. Pelindung untuk adik
Anak pertama biasanya memiliki rasa ingin melindungi untuk adik-adiknya. Mereka dapat bertindak sebagai penasihat, pelindung, atau bahkan teman dekat adik-adiknya.
10. Banyak Aturan
Anak pertama cenderung hidup dalam keluarga yang memiliki lebih banyak aturan dan batasan dibandingkan dengan adik-adik mereka. Orang tua seringkali lebih ketat dan memperhatikan perkembangan anak pertama mereka.
Moms, untuk membantu anak pertama tumbuh dan berkembang secara sehat, sangat penting untuk memperlakukan mereka dengan perhatian dan penghargaan. Setiap anak adalah unik, jadi penting untuk memahami dan merespons kebutuhan dan kepribadian anak pertama dengan hati-hati.
Jangan pernah melakukan perbandingan antara anak pertama dan saudara-saudaranya. Anak-anak mungkin merasa tidak dihargai atau dianggap kurang berhasil jika dibandingkan dengan orang lain, karena setiap anak adalah individu yang berbeda.
Artikel lainnya: 8 Tips untuk Orang Tua: Dukung Sikecil Belajar di Rumah
Sampoerna Academy
Sampoerna Academy menawarkan berbagai program yang bertujuan untuk mengembangkan soft skill dan hard skill para siswanya. Selain itu, sekolah menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan kreativitas, kepemimpinan, dan kerja tim mereka
Untuk mendukung pengembangan soft skill, Sampoerna Academy menerapkan kurikulum Social and Emotional Learning (SEL) yang membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka, mengembangkan hubungan yang positif, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Sekolah juga menawarkan berbagai program pendidikan kepemimpinan dan karakter yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan komunikasi siswa, serta rasa tanggung jawab sosial mereka.
Jika Moms tertarik untuk memberikan anak Anda pendidikan kelas dunia yang berfokus pada keunggulan akademik dan pengembangan keterampilan hidup yang penting, kami mengundang Moms untuk mempertimbangkan Sampoerna Academy.
Sekolah kami menawarkan berbagai program yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan lunak dan keras siswa kami, mempersiapkan mereka untuk sukses dalam karier dan kehidupan masa depan mereka.
Kunjungi situs web kami untuk informasi lebih lanjut tentang pendaftaran dan biaya sekolah. Jadilah bagian dari Sampoerna Academy yang akan membantu mereka meraih impian kuliah di luar negeri! Ikuti proses penerimaan siswa baru tahun ajaran 2023-2024 disini. Recruitment Team kami akan segera menghubungi untuk memberi informasi lebih detail.
Download Sampoerna Academy Booklet for Free!